Karena itu Janganlah Berharap Semua Orang Dapat Menyenangkan Hati Kita
Salah satu Topik pilihan Kompasiana adalah mengenai sikap kita terhadap teman yang Tone Deaf
Untuk jelasnya ijinkankanlah saya kutip dari Kompasiana
Kompasianer, pernah nggak punya teman yang benar-benar tone deaf? Gimana sih rasanya dan cara menghadapinya?
Istilah tone deaf lagi ramai banget berseliweran di media sosial belakangan ini. Biasanya, istilah ini dipakai buat menggambarkan orang yang kurang peka atau nggak punya empati terhadap perasaan orang lain.
Nah, bagaimana pengalaman Kompasianer bergaul dengan orang-orang seperti ini, Kompasianer? ( Dikutip dari Kompasiana)
Yang namanya teman tentu saja tidak mungkin kita atur harus bersikap begini begitu terhadap diri kita. Ada teman yang Tone Deaf. setiap kali bertemu selalu sibuk menceritakan tentang dirinya Menghadapi teman yang Tone Deaf ,tidak ada salahnya kita jadi pendengar yang baik.
Karena sikap diri sendiri yang mungkin kita anggap baik tapi belum tentu dapat menyenangkan hati semua orang
Mungkin salah seorang sahabat kita ketika kita berjumpa ,setelah berjabat tangan langsung memonopoli pembicaraan dengan menceritakan kesuksesan dirinya . Dengan bangganya menceritakan bahwa dirinya baru pulang dari traveling keluar negeri dan seterusnya.
Sama sekali tidak menanyakan keadaan kita.Dia menceritakan tentang dirinya bagaimana usahanya berjalan lancar dan sangat sukses . Adalah sangat manusiawi bila kita merasa tersinggung. Tetapi tidak perlu bersikap reaktif.
Tidak ada salahnya jadi pendengar yang baik sehingga tidak menimbulkan masaalah.Walaupin kita sebenarnya ingin sekali teman menanyakan tentang keadaan kita.
Dalam hal ini maka jalan terbaik untuk mencegah terjadinya gesekan antara sesama teman, jadilah pendengar yang baik.