Racun atau madu bagi Kesehatan?
Untuk jelasnya ijinkankanlah saya kutip dari Kompasiana:
Kompasianer, apakah punya pengalaman lepas dari candu makan dan minum yang tinggi gula dan tinggi garam? Adakah cerita dan tips yang bisa Kompasianers bagikan?
Memang betul, gula dan garam itu membuat citarasa makanan jadi meningkat. Tapi, tahukah Kompasianers kalau keduanya bukanlah sahabat untuk tubuh.? ( Kompasiana z/
Pengalaman dahulu sewaktu masih di Padang dan Jakarta.Kami sering makan Cendol pulut yang mana pastilah banyak pakai gula, agar enak dirasakan . Begitu juga cendol hijau juga pakai gula agar enak diminum cendolnya. Kemudian setiap sore minum teh es manis yang pakai gula cukup banyak .
Semua ini kami lalui tanpa memikirkan kesehatan kami waktu itu. Kami hanya berpikir makan yang enak enak saja tanpa memikirkan kesehatan tubuh kita.
Demikian juga dengan garam kita sering memakan ikan asin(ikan siam) yang sedap Berapa kadar garamnya tidak terpikir . Berbicara tentang theory bahwa gula dan garam berbahaya bagi kesehatan. Tetapi sejujurnya, bagaimana rasa makanan tanpa garam dan cendol tanpa gula? Tentu saja kita paham maksudnya agar jangan mengonsumsi gula dan garam secara berlebihan. Jadi berapa banyak yang tidak berbahaya bagi kesehatan kita,?
Setiap kali kami lewat di Brebes, kami pasti singgah untuk beli telur asin. .Telur asin yang kami sukai sangat mengandung garam yang banyak yang tidak baik bagi kesehatan kita.. Kami beli setidaknya dua lusin.
Bila kami ke Brebes selalu beli telur asin disana.Tidak terpikirkan kesehatan kita sewaktu dulu,yang terpikirkan makan enak dan kita puas itu saja.
Kondisi Mendukung Kami
Berbeda dengan disini. Ketika kami sudah tinggal di Australia kami tidak bisa seenaknya mau makan cendol pulut lagi.Cendol hijau atau teh es manis .Karena disini orang tidak tahu teh es manis .Di restoran kalau kita pesan teh es manis mereka menolak karena tidak ada dalam menu mereka.