Dilanjutkan Dengan Hidup Berbagi Sepanjang Hayat
Tradisi bagi bagi Angpau dilakukan pada Hari Raya. Baik Hari Raya Imlek, maupun Hari Raya Idul Fitri. Walaupun istilah angpau terlahir dari Tiongkok, tapi kini kata Angpau sudah menjadi bahasa umum.
Untuk menerapkan hidup berbagi tentu saja tidak sebatas pada Hari Raya, tetapi alangkah eloknya bila dilanjutkan sepanjang hayat.
Momentum Hari Raya merupakan saat yang tepat untuk berbagi angpau,agar semua orang dapat ikut merasakan kegembiraan.
Bagi anak anak yang tidak biasa memegang uang adalah suatu hal yang amat berkesan dihati mereka.Angpao yang diberikan dalam ujud uang kertas baru, akan disimpan dan tidak dibelanjakan .Hal kecil yang mana membuat anak anak merasakan kebahagiaan tersendiri .
Begitu juga dengan orang orang tak mampu bila kita berbagi pada mereka nasi sebungkus saja sudah membuat mereka sangat gembira bisa mendapatkan nasi tersebut.
Walaupun harganya tak seberapa tapi diberikan dengan sepenuh hati akan mendapat sambutan yang menggugah hati
Berbagi sesama adalah hal yang perlu dihayati oleh mereka yang punya dan hidup berkecukupan, supaya bisa memanfaatkan untuk meringankan beban hidup orang lain . Bahkan yang kondisi ekonomi pas pasan tetap saja dapat menerapkan hidup berbagi, karena hidup berbagi tidak musti dalam bentuk materi semata mata.
Bagi anak anak, khusus bagi yang berasal dari keluarga sederhana, menerima Angpao , sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Hal ini akan terekam dalam memori anak anak .
Kelak setelah dewasa, mereka akan merasa tersentuh hatinya setiap kali bertemu dengan orang yang hidup dalam keprihatinan. Diharapkan,mereka akan tersentuh hatinya untuk menerapkan hidup berbagi . Karena sudah pernah merasakan nikmatnya mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kita .
Kesimpulan: