Sama Sekali Tidak Ada Masalah
Tahun 1972 ketika ada pengumuman dibukanya kesempatan untuk wanita yang sudah berkeluarga untuk melanjutkan studi di IKIP Padang .Saya terlambat membaca pengumuman tersebut yang diberitakan pada bulan Juni 1972.
Walaupun sudah agak terlambat saya baru mengetahuinya.tapi saya tidak ingin membiarkan kesempatan emas ini berlalu begitu saja Saya langsung minta izin suami untuk bisa ikut kuliah di IKIP jurusan Eksakta . Suami mengizinkan ,maka saya mendaftar untuk masuk IKIP ternyata saya lulus test dan diterima di jurusan Eksakta. Maka mulailah saya kuliah setiap hari dengan diantar oleh suami.
Sementara itu suamipun ikut kuliah di IkIP jurusan Bahasa Indonesia. Jadi setiap hari kami berangkat kuliah bersama sama dengan sepeda motor . Saya ke Jurusan Eksakta ,suami kejurusan Bahasa Indonesia dimana kampusnya berbeda. Seingat saya pada waktu itu Rektornya adalah Prof.Isrin Noerdin .
Memang dibutuhkan tekad dan kesungguhan hati untuk dapat melalui semuanya ini Karena disamping kuliah saya juga harus mengurus Putra kami serta urusan dapur. Sedangkan suami harus kerja untuk biaya kuliah dan biaya hidup kami Tapi demi untuk masa depan yang lebih baik kami jalani semuanya dengan tegar . Bersyukur kepada Tuhan kami dapat melalui semuanya dengan selamat.
Acara Wisuda
Setelah berlajar selama 2 tahun kami dinyatakan lulus dari kelompok kami ada 10 orang yang lulus ,dua yang lulus dengan predicate Cumlaude
Yang lulus Cumlaude rekan sekuliah yang bernama Lukpian seorang pemuda yang dari jurusan Pasti SMA melanjutkan kuliah di IKIP Eksakta .dan saya ex Siswi SMA jurusan ilmu,pasti .
Dari ke 10 siswa yang lulus hanya saya satu satunya yang non Islam Tapi tidak menjadi persoalan bagi teman teman sekampus. Hubungan persahabatan kami berlangsung tanpa sekat pemisah
Sewaktu di wisuda diwajibkan memakai pakaian adat daerah masing masing, Karena saya berasal dari Sumatera Barat saya memakai baju kurung. Sebelumnya saya tidak pernah memakai baju kurung untuk mana saya dipinjami oleh teman sesama kuliah