Lihat ke Halaman Asli

Roselina Tjiptadinata

TERVERIFIKASI

Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

Tembus 40 Ribu Pembaca, Tulisan Saya Menemukan Takdirnya Sendiri

Diperbarui: 22 Desember 2021   05:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Dokumentasi pribadi 

"Menulislah dan Biarkan Tulisanmu Menentukan Takdirnya Sendiri" (Buya Hamka)

Sejak dulu kami selalu makan pepaya yang banyak terdapat dikampung kami. Apalagi sangat murah harganya. Pepaya ini  manis sehingga tidak bermasaalah dengan perut. 

Berbeda dengan jeruk, ada yang manis dan ada yang asam. Bila yang asam kalau dimakan oleh orang yang bermasalah mag maka kambuhlah magnya.

Setiap minggu kami sekeluarga jalan jalan ke Singkarak yang jaraknya sekitar 2 jam perjalanan.  Disepanjang jalan menuju Singkarak banyak yang jualan aneka ragam buahan termasuk pepaya. Kami selalu membeli pepaya ini bukan satu dua buah tetapi satu keranjang karena murah harganya.

Waktu itu Ayah saya(Almahum) senang sekali diberi pepaya ,beliau makan setengah buah sekali makan. Biji nya dibuang saja karena pahit dan pedas.

Setiap makan pepaya biji dibuang dan pepaya dikampung kami memang pepaya yang banyak bijinya. Kemudian hari ketika kami sudah menetap di Jakarta kami baru tahu ada pepaya yang tidak ada biji sama sekali yaitu pepaya Thailand.

Belakangan dapat info bahwa biji pepaya sangat bermanfaat bagi kesehatan   Setelah kami coba ternyata memang info tersebut bukan hoaks .

Gambar tangkapan layar Kompasiana. 

Kembali ke topik 

Setelah kami sudah merasakan manfat biji pepaya ini, maka terpikir oleh saya untuk menulisnya di artikel. Mungkin masih banyak yang belum mengetahui manfaat biji pepaya ini. Sewaktu menulis , samq sekali  tidak terpikir akan mendapat booming pembaca. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline