Queen Victoria Market
Memanfaatkan waktu kami berlibur di Melbourne adalah ikut "city tour" dengan memanfaatkan tram yakni kereta listrik yang merupakan fasilitas umum. Tram ini disediakan untuk menjadi transportasi publik. Kesempatan yang berharga ini tidak kami lewati. Saat kami berdua melangkah naik ke tram tampak kursi sudah terisi penuh. Tapi kami tetap melangkah masuk
Begitu kami naik ada saja yang berdiri memberikan tempat duduk untuk kami. Sudah mendarah daging bagi orang orang disini bagi yang muda muda memberikan kursi kepada yang tua tua. Dengan demikian kami menggelilingi kota dengan gratis.
Setelah puas berkeliling kota kami berhenti di Queen Victoria Market. Pada dinding gedung ada terpahat tulisan pendirian gedung ini pada 20 March 1878. Jadi sudah seabad yang lalu. Pasar ini terkenal sebagai pasar tradisional. Bila ke Melbourne tanpa mengunjungi pasar ini belumlah lengkap.
Jumpa Kompasianer Ahmad Syam
Rencana mau membeli souvenir untuk oleh oleh dan saya mendengar di pasar ini bisa ditawar. Maka sebagai seorang wanita, apalagi orang Padang, bisa tawar menawar sungguh merupakan sebuah daya tarik tersendiri bagi saya pribadi. Apalagi setiap kali beli oleh oleh, biasanya bisa sampai seratus karena banyak teman teman di Indonesia
Pertemuan Tak Terduga
Kami masuk ke salah satu kios yang menjual ballpen dan mainan kunci berupa gunting kuku. Setelah saya lihat kemungkinan untuk dijadikan oleh oleh, saya mencari boss yang bisa saya tawar harga souvenir tersebut.
Ternyata sang boss adalah mas Ahmad Syam salah seorang kompasianer yang cukup terkenal karena tulisan nya ada beberapa merupakan Headline. Ternyata mas Syam adalah pemilik toko tersebut. Dan rencana mau tawar menawar batal karena yakin mas Syam sudah memberikan harga murah.
Pertemuan yang tidak direncanakan ini menghadirkan suatu kegembiraan bagi kami berdua. Kami berbincang bincang dan ternyata mas Syam sudah 2 tahun merantau dan membuka kios souvenir di Queen Victoria Market ini.
Disebabkan banyak pembeli yang ingin berbelanja souvenir, maka kami pamitan Oleh mas Syam saya diberi oleh oleh tas untuk membawa souvenir yang kami beli. Menurut mas Syam akhir akhir ini dia sibuk oleh sebab itu jarang menulis. Pertemuan singkat ini kami akhiri dengan suami berfoto bersam mas Syam.