Lihat ke Halaman Asli

Roselina Tjiptadinata

TERVERIFIKASI

Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 5)

Diperbarui: 21 Januari 2021   05:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berfoto dikaki menara Eiffel di Paris (dok pribadi)

Menuju Eropa

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya ,tulisan tentang kisah perjalanan kami ke berbagai negara bukanlah untuk pamer pencapaian diri . Melainkan melengkapi kisah hidup  morat marit yang telah kami lalui selama bertahun tahun. 

Maka seperti kata peribahasa:" Sehabis gelap terbitlah terang,maka tulisan ini adalah bagian dari kisah jatuh bangun berkali kali dalam kehidupan kami

Maka setelah bekerja keras selama belasan tahun akhirnya kami mulai meraih impian demi impian kami. Salah satunya adalah cita cita keliling dunia 

Maka setelah usaha kami maju bisa menikmati untuk ke Eropa Untuk benua Afrika sudah kami singgahi walaupun hanya Mesir dan sekitarnya saja yang baru kami kunjungi.

Memanfaatkan Biro Perjalanan 

Karena pada waktu itu perjalanan ke Eropa merupakan pengalaman pertama, maka kami memilih untuk memanfaatkan Biro Perjalanan. Dengan Schengen Visa berada di tangan,maka kami dapat mengikuti tour mengelilingi Eropa,kecuali United Kingdom. Pertama kami berangkat menuju ke Paris .Dari sini perjalanan kami diatur oleh Pemandu Wisata. Dengan memanfaatkan bus wisata kami dibawa mengunjungi lokasi wisata di Perancis Kemudian dengan menggunakan kereta api kami juga singgah dan menginap di Lourdes. Sayang sekali foto foto perjalanan perdana kami berkeliling Eropa sudah tidak ditemukan lagi ,karena sudah rusak dan hilang dalam perjalanan waktu.

Dengan hanya mengandalkan daya ingat  impian untuk mengunjungi Perancis dengan ibu kota Paris,Italia dengan kota Roma ,Belanda dengan ibu kota Amsterdam,Jerman Barat  dengan ibu kota Bonn,Autria dengan ibu kotaya Vienna dan Swiss dengan ibu kotanya Bern,satu persatu semuanya sudah kami jalani. 

 Don't try very expensive 

(dok pribadi)

Di Swis yang terkenal dengan banknya kami melihat sebuah restoran yang bertuliskan " Don't try very expensive "Ada banyak orang yang antri dipintu restoran,sungguh heran kenapa masih banyak yang ingin masuk biarpun sudah dikatakan sangat mahal? Apa gengsi kali.Di Swis ini banyak coklat enak yang terkenal 

Sungai yang bersih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline