Dari kanan kekiri Ibu Jamaris,Ibu Sugiri Ibu Kiki yang berslaman dengan saya (dok Pribadi)
Menilai Orang Dari Sudut Pandang Pribadi
Kekeliruan yang sering terjadi adalah menilai seseorang berdasarkan sudut pandang kita. Seperti yang sudah diceritakan pada artikel terdahulu, pada umumnya ada anggapan bahwa rumah besar,pagar setinggi 2 meter dan ada anjing galak dirumah tersebut, maka padangan umum adalah pemilik rumah sombong dan menutup diri terhadap pergaulan.
Hal ini terjadi juga ketika kami berdua bergabung menjadi anggota Orari Banyak sekali kami mendapat teman teman yang menurut pandangan umum merupakan sosok dari kalangan atas Seperti Kol Jamaris Jamaan ,yang adalah Kasrem dan belakangan Kadit. Sospol Lalu bertemu Kol Sugiri yang menjabat Kakanwil Deparpostel dan Parawisata di Sumbar. Sedangkan kami hanya warga biasa . Gambarannya seakan ada dinding yang menjadi sekat antara kami
Penghargaan sebagai anggota ORARI yang aktif (dok pribadi)
Apalagi pada waktu itu tentara masih ditakuti orang .Mendengar kata "Laksus" saja orang sudah merasa keder Untuk ukuran kota Padang, tentara dengan pangkat Kolonel ,bisa dihitung dengan sepuluh jari tangan .
Kenyataan yang berbeda
Ternyata praduga yang terbentuk berdasarkan "kata orang" sama sekali tidak benar.Buktinya. ketika kami lulus ujian kenaikan tingkat dari YC menjadi YB ,yang menyerahkan Sertifikat adalah pak Sugiri sebagai Kakanwil Deparpostel Ternyata kesan sangar yang selama ini ada dalam pikiran kami keliru Bapak Sugiri ini ramah sekali.
Bahkan beliau mengajak kami mampir kerumahnya Karena merasa dapat lampu hijau dan kami tinggal tidak berjauhan betul yaitu di Wisma Indah sedangkan beliau di Air Tawar hanya berkisar 10 menit dari rumah ke tempat tinggalnya,maka kami datang bertandang
Pertama kali dengar kata "Dianggurin"
Suatu sore kami mampir dikediaman Pak Sugiri yang disambut ibu Tin, isteri beliau dengan ramah Ternyata rumah dinas yang ditempati sangat sederhana. Kemudian kami dipersilahkan duduk diruang tamu rumah .ibu Sugiri meladeni kami sambil menunggu pak Sugiri dan berkata "Maaf ya bapak Ibu hanya dianggurin saja"