Mengenai Kota Medan
Setelah mengujungi sahabat sahabat di Aceh kini dilanjutkan dengan mengunjungi sahabat di Medan. Walaupun sesungguhnya kami pernah menumpang tinggal di jl.Gandhi nr.39 F pada tahun 1965 ,tapi itu hanya tinggal kenangan . Karena generasi muda sama sekali tidak mengenal kami.
Maka kisah yang ditulis saat ini adalah kisah persahabatan yang berlangsung sejak 20 tahun lalu . Ada pak Tengku Ildham Makmur dan putrinya Lia ,Hanafi Kepala Sekolah SMP Binjai ,Ibu Setiawati dan putrinya Fitry.
Dan kemudian daftar para sahabat kami terus bertambah dengan sahabat Kompasianers Gunawan ,Rahmat Agus Koto dan Venuzganesar dan selanjutnya .
Pak Tengku Ildham Makmur ini putera dari keturunan Sultan di Medan.Orangnya supel tidak sombong dan mau menyemput kami setiap kali kami tiba .Mulanya pak Tengku membaca buku Aplikasi Reiki penyembuhan diri sendiri dan orang lain Kemudian menelepon suami untuk mengajak suami membuka cabang Medan Padahal kami belum pernah bertemu.
Tapi ada keyakinan dalam diri kami bahwa sosok pak Makmur ini dapat dipercayai Malahan suami minta saya tranfer dana untuk persiapan lokakarya di Medan..Pak Makmur sangat terharu karena begitu besar kepercayaan kami terhadap dirinya .
Belum kenal ,tapi sudah berani mempercayai sejumlah uang kepadanya .Dan suami menjawab dengan santai bahwa dalam hidup ini apapun yang kita lakukan pasti mengandung resiko.
Waktu kami sampai di Polonia Medan dijemput Pak Makmur bersama ibu Setiawati . Pertama kali bertemu tapi serasa kami sudah lama saling kenal. Mungkin karena hati kami sudah lebih dulu bertaut ,sebelum bertemu secara fisik.
Uniknya Sebuah persahabatan
Kami bertiga berbeda dalam banyak hal. Baik suku,maupun latar belakang sosial , termasuk berbeda agama. Pak Makmur dan Hanafi adalah seorang Muslim yang taat dan bu Setiawati adalah aktivis dalam komunitas agama Buddha. Kami berdua Katolik, tapi kami bisa menjalin hubungan persahabatan yang akrab ,bagaikan hubungan kekeluargaan
Saat pertama acara sosial terapi penyembuhan di gedung wanita TVRI Medan ,bu Setiawati mengajak Komunitas wanita Budha datang membantu,tanpa mendapatkan imbalan apapun.