Sejak menikah tanggal 2 Januari 1965 di Padang, kami tinggal sementara di rumah orang tua saya yaitu di Jalan Mohammad Yamin no 122 Padang.
Berbeda dengan pengantin baru yang lain, karena keterbatasan dana ,maka kami hanya 3 hari berbulan madu di Bukit Tinggi yang jaraknya sekitar 2 jam perjalanan dengan bis umum. Kami hanya nginap selama 3 hari di Hotel tanpa bintang dan pulang ke Padang
Sesuai rencana sebelum menikah ,dari Padang kami menuju Medan dengan menumpang bis ALS. Kami bertekad akan tinggal dan bekerja di disana, karena tidak ingin menjadi beban bagi kedua pihak orang tua kami
Penginapan di Benteng Bukit Tinggi (dok pribadi)
Di Medan kami menumpang dirumah tante saya yang lokasinya di Jalan Gandhi no39 F di Simpang jalan Asia. Tante yang bersuamikan orang Malaysia dan suaminya sering berada di Malaysia,senang kami bisa tinggal bersamanya .Tante punya anak dua orang yakni satu laki laki dan satu perempuan.Nama kedua anak tersebut Un Pin dan Un Mei.Tinggal bersama tante memang enak Tapi kami harus bekerja untuk masa depan kami, karena tidak mungkin kami menumpang terus dirumah tante selamanya.
ilustrasi :https://www.google.co.id/searcq=Image+rumah2+di+jalan+Gandhi+simpang+Asia+Medan
Kami sering diajak jalan jalan ke Medan Baru dan nonton dibioskop .Karena masih belum mendapatkan pekerjaan suami coba mulai berdagang antar kota Medan - Padang. Tapi terus merugi karena belum pengalaman. Sehingga seluruh modal hasil kerja kami sebelum menikah plus uang pinjaman dari tante ludas semuanya .Sementara itu kesehatan suami menurun karena kecapaian bolak balik naik bis Medan PadangBersyukur ada teman yang membantu sehingga akhirnya kami dapat pekerjaan di daerah Petumbak didaerah Tanjung Morawa. Sekitar 35 km diluar kota Medan yakni daerah Deli Serdang
Pindah ke Patumbak
Kami pun Pindah dari rumah tante ke perumahan pabrik di Patumbak di bangsal yang dihuni oleh buruh pabrik dari PT Pikani . dimana kami bekerja Disini kamar mandi hanya dua dan wc umum juga dua Maka kami harus bangun jam 04.00 pagi untuk ikut antri sebelum dapat mengunakan fasilitas tersebut.
Tapi baru seminggu ,suami mengalami demam malaria disana .Tante mendatangi pimpinan pabrik untuk minta supaya kami dipindahkan kerumah kerani (istilah karyawan kantoran ) dan kebetulan ada satu rumah kerani yang kosong karena pindah . Kami pindah keperumahan karyawan sehingga tidak perlu antri lagi.kalau mau mandi dan ketoilet karena ada dalam rumah tersebut.
Disini kami memelihara itik sebanyak 10 ekor dan ayam sebanyak 5 ekor.Setiap sore kami kelapangan pabrik untuk mencari keong guna dimakan itik supaya cepat bertelur dan mengambil kangkung dipematang untuk makanan campuran itik tersebut. Kami menjalani semuanya dengan sabar dan berharap akan ada peluang mengubah nasib. Tetapi ternyata harapan kami tidak menemukan titik terang.