Heboh Virus Corona
Semakin hari tampak nyata kepanikan dalam menghadapi wabah virus corona. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga melanda hampir seluruh pelosok dunia. Bahkan Australia tidak luput terkena imbasnya.
Hal ini tampak nyata dari mulai panic buying, yang awalnya hanya main borong kertas tissu toilet, tapi belakangan menyerbu rak daging dan rak makanan apapun. Hal ini kami alami dan tengok sendiri di beberapa supermarket jumbo.
Info dari sana-sini yang bertebaran di mana-mana mengenai virus corona yang sudah melanda seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Banyak orang ketularan virus ini dan sudah banyak korban di berbagai negara, seperti Italia, China, Korea, Iran, dan lainnya.
Semakin melengkapi suasana kepanikan dimana mana Orang dicekam rasa kuatir akan terjangkit virus tersebut sehingga sangat berlebihan memproteksi diri dengan tidak berani dekat pada orang lain dan sebagainya.
Akibat dari ketakutan yang berlebihan,maka tanpa sadar sebagian masyarakat mengalami kepanikan. Masyarakat yang selama ini dikenal sangat santun, ternyata kepanikan telah menyebabkan terjadinya perubahan perilaku pada banyak orang.
Hal ini sangat kentara menyaksikan orang saling berebutan berbelanja, karena terpapar panic buying. Bahkan ada yang tega saling berantem hanya demi mendapatkan kertas toilet.
Kecemasan Melanda Semua Lapisan Masyarakat
Sesunguhnya rasa kuatir adalah sangat wajar tapi ternyata kekuatiran ini tidak hanya dialami oleh orang awam seperti saya dan suami, tapi juga merembet ke tenaga medis.
Kemarin, sewaktu saya ke dokter gigi, dokter tersebut tidak berani memeriksa saya, hanya karena saya mengisi daftar ada batuk sedikit. Dia merasa kuatir kalau kalau saya terkena virus corona. Padahal saya sudah jelaskan bahwa saya tidak demam dan tidak sakit kepala hanya batuk sesekali, karena kelamaan dalam ruang ber-AC.Tapi dokter yang akan memeriksa gigi saya tetap tidak bersedia memeriksa gigi saya.
Alangkah kecewanya saya karena dokter tersebut sangat takut akan keadaan saya hanya karena saya secara jujur menuliskan dalam data,bahwa saya terkadang batuk. Akhirnya kami pulang setelah menghabiskan waktu menunggu dan jalan bolak-balik. Sekretarisnya sampai minta maaf berkali-kali.
Perhatian Orang Terdekat Sungguh Sangat Berarti
Dalam minggu ini ,secara bergantian kami dapat telepon dari ketiga anak-anak kami yang semuanya sudah berkeluarga. Mulai dari putri kami Irvianty yang tinggal di Wollongong, menelpon dan menanyakan apakah saya sudah membeli tissu dan keperluan yang lain untuk siap siap? Karena di Wollongong semua rak kertas toilet dan makanan kosong.
Saya menjawab bahwa untuk persiapan seminggu sudah ada di rumah dan bahwa di Perth juga sama keadaannya, semua rak kertas toilet kosong.