Gambaran di Zaman Jadul
Pada zaman jadul,di masa belum ada Ponsel,belum ada TV ,maupun barang barang elektronik seperti: rice cooker, air condition, tungku masak listrik dan sebagainya, dapat dikatakan sejak masih remaja ,sudah dididik untuk memperlajari berbagai ketrampilan ,khususnya remaja puteri.
Semenjak kecil anak anak wanita dibekali orang tuanya ketrampilan untuk memasak dan menjahit. Paling kurang harus pandai masak nasi dan sedikit lauknya serta harus pandai menjahit kalau ada kancing baju yang lepas ataupun sobek. Untuk mendapatkan kepandaian lebih luas, ada yang memilih sekolah kejuruan ,yang dulu namanya SKK - Sekolah Kepandaiai Puteri.
Sebagian besar anak anak yang masuk ke Sekolah Kejuruan Putri ini ,pada umumnya berasal dari keluarga menengah kebawah. Tujuannya adalah,seandainya kelak setelah berkeluarga,maka ketrampilan yang di pelajari,dapat dimanfaatkan.
Minimal Bisa Masak dan Menjahit
Setidaknya semua remaja wanita, harus bisa masak nasi dan menjahit ,karena memang sudah diperlajari semenjak SD kelas enam sudah mulai diajari terus berlanjut si SMP dan SMA. Jadi tidak ada puteri yang tak pandai memasak atau menjahit,walaupun mereka berasal dari keluarga berada.
Tetapi semakin lama,mungkin karena kehidupan masyarakat mulai membaik dan sudah banyak yang menyekolahkan, agar kelak menjadi dokter maka orang tua merasa tidak perlu lagi mendidik anak anak wanita untuk masak memasak dan menjahit.
Karena ingin anak anak mereka fokus belajar, untuk mencapai cita cita nya. Semakin lama,semakin sedikit remaja putri yang mendapatkan dididikan dari orang tua,tentang cara masak memasak dan menjahit.
Zaman berubah
Kini zaman telah berobah semua bisa pakai uang saja, kalau lapar pesan makanan lewat telpon akan diantarkan, kalau baju sobek bawa saja ketukang jahit akan dibetulkan .