Lihat ke Halaman Asli

Roselina Tjiptadinata

TERVERIFIKASI

Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

Mana yang Dulu? Sikat Gigi sebelum Makan atau Sesudah Makan?

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14112926091384221205

Mana yang dulu ?Sikat gigi sebelum makan atau sesudah makan?

Semenjak dari kecil kita sudah terbiasa menyanyikan lagu di TK yaitu “Bangun pagi ku terus mandi ,tak lupa menggosok gigi.....Habis mandi kutolong ibu ,membersihkan tempat tidurku.” Hampir semua orang tahu nyanyian tersebut ,karena di TK diajarkan nyanyian buat anak -anak supaya jangan malas-malasan ,pagi-pagi mandi dan sikat gigi lalu membantu ibu,sesudah itu baru makan dan kesekolah.Setiap anak dengan bangga menunjukkan .bahwa mereka mampu melakukan semuanya dengan baik.

Lain Padang lain belalangnya,lain lubuk lain ikannya.

Demikianlah pepatah yang kita tahu .Maka kita melihat lain negeri lain pula adat istiadatnya. Begitulah berbeda negeri ,berbeda pula tingkah lakunya. Kalau di Indonesia selalu mandi pagi dan gosok gigi baru makan pagi,maka disini di Australia sangat berbeda karena anak-anak disini begitu bangun terus makan pagi dan kadang-kadang bangun masih ditempat tidur makan pagi telah disediakan (Breakfast in Bed.).Lalu mandi dan sikat gigi,terus kesekolah.

14112931641484344489

Kalau anak anak kita,ditanyai oleh orang tua:” Sudah mandi belum?” Tapi kalau disini pertanyaanya adalah :” Sudah sikat gigi belum?”

Sebaliknya,anak-anak selalu diingatkan apa sudah sikat gigi setelah makan? Karena mereka sering lupa sikat gigi. Bagi orang Australia, sikat gigi itu penting dari pada mandi,karena setiap mau tidur ditanya apa sudah sikat gigi atau belum.Kalau musim dingin biasanya mereka tidak tiap hari mandi ,hanya sikat gigi adalah wajib.

Dengan memahami perbedaan perbedaan kecil tersebut, kita semakin mengetahui bahwa manusia itu memang unik /Setiap orang berhak berbeda dengan kita dan tidak usah menjadi bahan perdebatan,apalagi menjadi halangan bagi hubungan persahabatan ,maupun kekeluargaan. Biarlah masing masing orang menjalani hidupnya sesuai tradisi yang dipahami dan dianutnya. Kalau dijadikan bahan perdebatan, tidak akan menghasilkan apapun ,selain menjadikan hubungan kekeluargaan atau persahabatan kita menjadi renggang atau retak .Mungkin seperti orang memperdebatkan ,mana yang lebih dulu,:” telur atau ayam?”,yang hingga saat ini, tidak ada seorangpun yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan bagi semua orang.

Contoh;

Kami tetap menjalankan kebiasaan kita jaitu mandi dan sikat gigi baru makan.Sedangkan anak,mantu dan cucu menerapkan seperti disini ,makan baru sikat gigi karena menurut mereka supaya tidak ada sisa -sisa makanan yang tertinggal digigi.Mereka heran kenapa kita sebelum makan sikat gigi lebih dulu baru makan,sedangkan mereka makan dulu baru sikat gigi.

Belajar untuk menerima perbedaan dalam hal hal kecil,akan membiasakan diri kita untuk menerima sebuah kenyataan bahwa orang lain berhak untuk hidup berbeda dengan kita. Dan hal tersebut tidak harus menjadi hambatan dalam hubungan kekeluargaan atau persahabatan. Menerima berbagai perbedaan ,bukanlah berarti kita kehilangan jati diri kita, melainkan mengakui bahwa setiap orang berhak memilih jalan hidupnya masing masing. Walaupun anak dan cucu kita sendiri..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline