Di sini kudengar suaramu lagi, Tuan. Tentang kata-kata manis, pelukan hangat, suara mewartakan benangsari yang berhamburan, nyanyian putik dan goyangan mahkota bunga. Menyapa air yang menjadi kristal berlian
Di sini Tuan, hanya kulihat tarian-tarian persembahan. Reranting dan dedaunan, dalam irama angin dan udara. Suara dan gema menyapa mewartakan keluguan dan kepolosan. Pucuk-pucuk pohon mengabarkan ketinggian langit dan kerendahan bumi.
Di sini Tuan, jejak-jejak ayah masih tersisa. Cangkul-cangkul berirama tanpa bising dan kecongkakan. Sabit-sabit yang memangkas dalam tegur sapa terjaga. Kaki-kaki yang menapak, menyetuh bumi tanpa alas kaki.
Di sini Ibu, aku mengambil berbutir-butir air. Merangkum percik-percik embunnya. Kupersembahkan kepadamu Ibu