Lihat ke Halaman Asli

Rosda Yanti

Pembelajar

Tips Ampuh Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak untuk Mencegah Speech Delay

Diperbarui: 8 Agustus 2023   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

 "koko-melon..!"

Seiring dengan seruan itu, sebuah gambar wajah berbentuk semangka muncul di layar gadget. Lalu mulai memutar lagu-lagu anak bernada ceria.

Tontonan video inilah yang sering kami berikan pada anak kami El, saat dia masih berumur sekitar satu tahun. Selain ampuh untuk membuatnya senang, anteng dan tidak mengganggu kesibukan orangtuanya, aku juga berpikir siapa tau bisa membantunya menambah kosa kata untuk mendukung kemampuan bicaranya untuk menghindari speech delay.

Hal itu juga dilakukan oleh anggota keluarga lain, seperti nenek, tante, dan lain-lain. Kami sebagai orang tua merasa bahwa kami sudah melakukan hal yang benar. Tanpa kami sadari, kami telah mengarahkan anak kami pada kecanduan gadget.

Apalagi, setiap kali anak kami lihat kami megang gadget, dia selalu meminta dan nangis kalau nggak dikasih. Jadi yah, mau tidak mau biar anak tak rewel, kami kasih aja.

Padahal sebenarnya sejak awal aku dan suami sudah baca dari berbagai artikel bahwa anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya tidak boleh dibiarkan bermain gadget, termasuk TV, smartphone atau tablet. Karena sebagian besar perkembangan otak bayi terjadi pada 2 tahun pertama kehidupannya. Sehingga sangat penting untuk lebih banyak explore lingkungannya, berinteraksi dan bermain dengan orang lain untuk belajar tentang dunia di sekitarnya.

Namun kami mengabaikannya karena melihat orang-orang di sekitar kami juga banyak yang ngasih anak seumuran El main gadget dan aku lihat anak-anak mereka bertumbuh baik-baik saja.

Hal itu berlangsung hingga El umur 2 tahun dan kami menilai kemampuan bicara El agak terlambat dibanding anak-anak seusianya.

Saat kami berkonsultasi ke dokter spesialis anak ahli tumbuh kembang, El didiagnosa mengalami Global Development Delay (GDD) dan Speech Delay. Yaitu keterlambatan pertumbuhan dalam hal interaksi sosial dan bicara berdasarkan standar pertumbuhan anak seusianya. Sehingga perlu mengikuti terapi wicara dan terapi okupasi.

Namun sebelumnya kami disarankan untuk berhenti memberikan tontonan gadget ke El selama 3 minggu berturut-turut. Hanya boleh menggunakan gadget untuk berinteraksi melalui video call itupun waktunya dibatasi. Hal ini untuk meningkatkan kemampuan fokus El agar terapinya lebih efektif.

Pada saat dokter menyarankan demikian, aku merasa begitu bersalah karena telah lalai selama ini membiarkan saja anak kami tersihir oleh tontonan di gadget. Hal itu ternyata berpengaruh buruk pada tumbuh kembangnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline