Lihat ke Halaman Asli

Rosa Petrinevanti

Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya

Pemanfaatan Instagram oleh Public Figure Melalui Kebaya dalam Melestarikan Budaya

Diperbarui: 25 Desember 2023   05:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber gambar : mitramulia.com

                    Pada saat ini Fashion style mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Era globalisasi menjadi salah satu faktor dalam percepatan penyebaran arus informasi dari satu ruang ke ruang lainnya. Ditengah pesatnya penyebaran arus globalisasi yang terjadi dalam masyarakat, khususnya di Indonesia apabila tidak selektif dalam menerima arus informasi yang ada maka kita dapat terpengaruh oleh budaya luar yang tidak sesuai dengan kebudayaan asli Indonesia. Globalisasi dapat mempengaruhi cara pandang serta perilaku individu apabila tidak dikontrol dengan baik (Nahak, 2019). Globalisasi juga telah memberi nuasa baru pada budaya, sehingga mempengaruhi gaya hidup pada individu.

           Media sosial menjadi pilihan bagi masyarakat dalam mengakses informasi lantaran efektif dalam mengirim maupun menerima pesan, serta sebagai sarana bersosialisasi tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Media sosial dapat menjadi sarana dalam melestarikan budaya Nusantara di tengah pesatnya arus globalisasi yang terjadi saat ini (Sarkawi, 2016). Beragamnya kebudayaan Indonesia dapat dikenalkan serta dikembangkan pada masyarakat luas, baik dalam lingkup Nasional maupun Internasional. Media sosial yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat salah satunya ialah “Instagram”. Melalui instagram, individu dapat dengan mudah membagikan foto maupun video yang berkaitan dengan budaya lokal Indonesia.

            Pada saat ini kuatnya arus globalisasi memberikan dampak masuknya budaya barat ke Indonesia. Salah satu budaya barat dengan mudahnya diperoleh melalui instagram,  cenderung menjadi perhatian bagi para remaja di indonesia ialah terkait fashion outift sehari – hari yang condong meniru gaya kebarat–barat an (Shinta, 2018). Tentu hal tersebut bertentangan dengan kebudayaan Indonesia. Adanya fenomena ini, seharusnya menjadi kepedulian bagi kita, khususnya sebagai Warga Negara Indonesia untuk melestarikan serta memperkenalkan budaya asli Indonesia kepada generasi penerus bangsa agar semakin mengenal nilai budaya Nusantara. Sesuai dengan teori yang digagas oleh Herb Schiller mengenai imperialisme budaya bahwa “budaya barat mendominasi serta mempengaruhi modernisasi, sehingga berpengaruh terhadap hilangnya keaslian budaya lokal”. Apabila kita tidak segera melestarikan serta menghidupkan kebudayaan Indonesia, maka imperialisme budaya semakin unggul dan menghilangkan empati masyarakat terhadap budaya Indonesia.

            Ditengah pesatnya globalisasi saat ini, maka diperlukan peran public figure sebagai upaya persuasif kepada masyarakat untuk semakin melestarikan budaya Indonesia. Public figure merupakan julukan bagi artis, aktor/aktris, penyanyi serta individu yang sering muncul pada layar kaca, Mansur et al (2020) dalam (Rachamaniar, 2023). Fenomena beberapa tahun ini ialah kehadiran public figure yang memiliki kekuatan dalam membentuk opini, tren serta budaya pada masyarakat. Public figure memiliki peranan dalam menguatkan serta membentuk citra diri terlebih di dunia virtual, khususnya instagram. Melalui konten yang diunggah oleh public figure di Instagram baik berupa foto maupun video, maka dapat memainkan peran penting dalam melestarikan serta mempromosikan budaya lokal Indonesia dalam ranah Internasional.

            Public figure apabila pada dunia virtual memiliki kekuatan menjangkau audience dalam melestarikan budaya Indonesia. Konten yang diunggah oleh public figure melalui instagram dapat menyebar ke berbagai negara serta berkembang menjadi perhatian masyarakat dalam lingkup Internasional, dapat menjadi perhatian bagi masyarakat, khususnya basis penggemar public figure tersebut (Al Istiqomah, 2021). Berdasarkan teori jarum hipodermik yang menyatakan bahwa media memiliki kekuatan yang besar dalam mempengaruhi khalayak. Disini apabila kita kaitkan antara penggunaan instagram oleh public figure, tentu hal-hal yang dilakukan oleh public figure tersebut dapat mempengaruhi khalayak untuk melakukan tindakan serupa seperti yang dilakukan oleh public figure tersebut.

            Berbicara mengenai fashion pastinya tidak asing lagi dengan “Kebaya” sebagai pakaian asli Indonesia. Kebaya merupakan bagian dari fashion Indonesia yang telah mengalami perubahan, tidak hanya dari segi bentuknya melainkan juga dari nilai serta fungsinya. Apabila di zaman dahulu, kebaya digunakan sebagai pakaian utnuk acara yang bernuansa adat saja, namun di era-modern seperti saat ini kebaya dapat digunakan sebagai outfit fashion dalam menghadiri acara baik secara formal seperti meeting menghadiri acara pernikahan, launching event, maupun non formal. Kebaya mengalami perkembangan desain maupun mode. Desain kebaya tentu disesuaikan dengan pemakaian, sehingga kebaya dapat sesuai dengan jiwa pemakaianya. Perkembangan kebaya saat ini, dipengaruhi pula oleh pesat-nya kecanggihan teknologi serta kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat (Soetjipto, 2021)

            Berdasarkan teori McQuaill mengenai “Media, Masyarakat, & Budaya, Hubungan & Konflik”, dalam lingkup interpendence yang menyatakan bahwa media menguasai yang berarti bahwa media sebagai corong informasi, sehingga konten-konten dalam instagram memberikan akses bagi public figure untuk mempersuasif masyarakat untuk dapat mengikuti trend yang dibuatnya. Dalam hal ini public figure berkesempatan untuk memberi perubahan bagi bangsa Indonesia, untuk lebih menghidupkan kembali budaya lokal. Pada aspek materialisme yang menyatakan bahwa media berpotensi memberikan pengaruh signifikan. Diharapkan dari teori tersebut dapat diimplementasikan ke dalam peranan public figure memanfaatkan instagram agar memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk ikut serta menjadikan kebaya sebagai outfit kekinian, agar keberadaan kebaya tidak terkikis oleh masuknya budaya barat ke Indonesia. Idealisme pada teori ini menyatakan bahwa media dan teknologi membentuk cara pikir melalui pengalaman konsumsi media. Maksud dari pernyataan tersebut apabila dikaitkan dengan pembahasan ini, masyarakat yang mengonsumsi konten-konten yang di unggah oleh public figure melalui instagram, maka membentuk persepsi yang ditujukan bagi public figure, misalnya public figure yang memiliki kecintaan akan pakaian adat Indonesia. Autonomy yakni masyarakat dan media bisa independent satu sama lain. Hal ini berarti public figure dalam mengunggah konten instagram bagi masyarakat memiliki akses luas, sehingga harus selektif dalam menggunggah konten di media, terlebih apabila berkaitan dengan budaya.

Sumber gambar : Instagram @happysalma

Sumber gambar : Instagram @happysalma

            Salah satu public figure Indonesia yang saat ini rutin mengenakan kebaya serta berhasil membangun pesan persuasif bagi masyarakat Indonesia, khususnya remaja yakni Happy Salma (@happysalma). Happy Salma merupakan aktris, produccer sekaligus entrepeneur Indonesia yang sangat gemar terhadap kebudayaan Indonesia dengan jumlah pengikut instagram sebanyak 782 ribu. Happy Salma sering membagikan pengalaman pribadinya dalam mengenakan kebaya untuk menghadiri beberapa event seperti festival budaya, lauching film, serta aktivitas sehari-hari lainnya melalalui feeds di laman akun instagram pribadinya. Tindakan yang dilakukan oleh Happy Salma melalui unggahan di instagram dalam mengenakan kebaya dapat memberikan pengaruh positif bagi para pengikutnya untuk ikut serta dalam melestarikan budaya Indonesia melalui pemakaian kebaya.

            Pada tulisan ini, akan dibahas terkait bagaimana peranan media khususnya instagram yang digunakan oleh Public Figure sebagai salah satu upaya untuk membentuk citra diri melalui kebaya. Teori yang akan digunakan pada analisis ini ialah teori interaksi simbolik yang digagas oleh George Herbert Mead dan Herbert Blumer. Asumsi teori ini ialah berfokus pada pentingnya konsep diri yang dimiliki manusia berdasarkan interaksinya dengan manusia lain. Teori interaksi simbolik memberikan ruang komunikasi dalam mengkontruksi interaksi masyarakat serta interpersonal (Nugroho, 2021). Teori ini juga dapat digunakan untuk melihat bagaimana khalayak luas menyampaikan apa yang ingin disampaikan oleh dirinya dengan cara membagikan pengalaman mereka ke ruang publik, serta teori ini dapat melihat bagaimana individu satu berinteraksi dengan individu lainnya melalui media sosial.

Peran Instagram Dalam Pembentukan citra diri Public Figure

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline