Beberapa pekan ini, warga kota Surabaya di buat resah oleh kelompok remaja yang menyebut dirinya gangster. Gangster motor di Surabaya telah menjadi pemberitaan yang ramai baik di media cetak maupun media sosial.
Tindakan yang dilakukan oleh sekelompok remaja tersebut tidak hanya konvoi berkeliling kota di malam hari saja, namun sekelompok remaja itu pun mengendarai sepeda motor dengan membawa senjata tajam seperti celurit, golok bergerigi, seakan -- akan siap melakukan perang. Akibat ulah kelompok remaja tersebut, satu nyawa hilang.
Seperti ramai diberitakan pada media massa, kelompok gangster tersebut melakukan aksi dengan menyerang warung kopi di Jalan Keputih, Surabaya pada Jumat (2/12/2022) dini hari. Dari peristiwa tersebut, ada 13 orang yang diamankan oleh warga. Kelompok remaja tersebut menjadi amukan massa.
Dalam kehidupan sehari -- hari banyak kita lihat di sekeliling kita, saat ada sekumpulan remaja yang mengendarai motor bersama -- sama biasanya memiliki kegemaran dengan sepeda motor yang menjadikan hal itu sebagai hobi.
Namun berbanding terbalik, ada pula pemotor yang bertindak kurang terpuji. Mereka menunjukkan aksi yang meresahkan masyarakat. Kelompok tersebutlah yang disebut gangster motor. Menurut KBBI, gangster dapat didefinisikan sebagai penjahat.
Berbeda halnya dengan pecinta motor, mereka melakukan touring keliing kota secara damai, karena memang hobi. Tindakan gangster motor sangat mengerikan, sehingga munculah stigma ke arah negatif.
Hal ini lantaran tindakan yang dilakukan sekelompok remaja itu pun anti sosial seperti membuat ricuh saat pawai, berkendara liar, serta merasa bahwa dirinya paling benar. Dengan adanya stigma tersebut, maka sudah jelas terdapat perbedaan secara kongkrit antara pemotor berperilaku sosial dengan pemotor anti sosial.
Kelompok remaja yang tergabung dalam gangster sebagian besar merupakan remaja yang tengah berada dalam fase perkembangan, yakni mengalami krisis identitas.
Berdasarkan pandangan Erikson "Konflik kepribadian yang berasal dari lingkungan serta mencari jati diri di dunia ini menjadi penyebab terjadi krisis indentitas pada remaja".
Kelompok remaja yang tergabung dalam geng motor tersebut tengah berada pada posisi binggung dalam menentukan perspektif mereka, serta memiliki naluri resistensi terhadap situasi masyarakat senjang yang mendorong untuk melakukan perilaku menyimpang yang mengarah pada pelanggaran norma sosial di masyarakat.