Lihat ke Halaman Asli

Rasanya Menjadi Anak Akibat Pertengkaran Orang Tua

Diperbarui: 10 Februari 2017   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang mau orang tua yang menjadi panutan kita harus bertengkar apalagi dengan latar belakang umur yang perbedaannya sangat jauh. Di samping itu kemajuan teknologi menjadi alasan utama yang menyebabkan orang tua bertengkar dan menimbulkan pemikiran-pemikiran yang negatif. 

Perselingkuhan kerap terjadi di banyak keluarga, karena timbul rasa bosan dan rasa tidak puas. Saya ingin bercerita sedikit dibalik tegarnya saya menjadi siswi SMK, dan berprestasi dikelas.

Tak banyak yang saya lakukan ketika tahu ibu selingkuh padahal ayah dengan susah payah, keringat yang berlumuran, pergi subuh pulang maghrib mencari nafkah untuk makan dan biaya hidup sehari-hari. Bimbang gelisah memikirkan apa yang harus saya lakukan, bila diam semuanya akan bertambah kacau, bila harus mengatdian sesuatu lantas apa yang harus saya katakan?. Saya coba berpikir, menganalisis dan mengevaluasi apabila saya akan mengambil tindakan. Curhat sana sini, sampai akhirnya tak kuasa menahan tangis dan beban dihati. Terlintas dibenak, sebuah pikiran mengirim pesan berisi keluhan kepada ayah. Dan mungkin khilaf, semua yang saya tulis adalah kejelekkan ibu yang sama sekali ayah tak tahu. 

Pusing memikirkan semua itu, saya pergi menuju tempat yang tenang, berdiam diri seperti orang yang tidak pernah makan, menangis karena keadaan dan berteriak karena tak kuasa menahan beban. Ketika itu pula ayah membalas pesanku * Os dimana?* , ragu antara membalas atau acuh dengan dilema ini. Memberanikan diri membalas *Ditepi laut yah*, tak disangka ayah menghampiriku dengan mata merah. Respect dengan memeluk ayah dan mengatakan diri ini tak mau jika ayah dan ibu berpisah karena kesalahan yang masih bisa diperbaiki. Singkat cerita, semua kejadian setelah itu tak bisa saya ceritakan, karena sudah saya dan keluarga lupakan. 

Sempat merosot menjadi peringkat 4 dari sebelumnya peringkat 2 dan sekarang saya ambil hikmahnya dibalik penderitaan yang saya alami beberapa bulan lalu. Hal itu menjadi motivasi saya,  untuk menjadi lebih baik dan mencoba mengutarakan sesuatu agar hasil yang diperoleh sesuai dengan keinginan. 

Buatlah orang tua anda bahagia lahir dan batin sebagai anak, berilah argumen jika mendapati sesuatu yang tidak benar di keluarga anda. Sebelum mengatakan apapun, pikirkanlah efek kedepannya. 

Salam ngapak!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline