Dengan tekun ibu Sitti menyalin tulisan di papan tulis ke dalam bukunya, sambil sesekali menanyakan huruf-huruf yang menurutnya tak jelas. Tak lupa senyum dan ucapan meminta maaf karena matanya yang tak awas lagi. Usia mereka tak muda lagi, tapi semangat belajarnya banyak mengalahkan mereka-mereka yang masih dalam usia sekolah. Itulah ibu-ibu di dusun Lalang Tedong, desa Ampekale, Kabupaten Maros.
Jadwal pertemuan seminggu sekali membuat mereka sangat bersemangat tuk belajar membaca, menulis dan berhitung. Walaupun usia menyebabkan mata sudah tidak maksimal lagi, mereka tetap bersemangat. Sambil didampingi cucu yang jadi mentor tambahan, perlahan dan sangat hati-hati, mereka menulis dan mengerjakan tugas yang diberikan.
Selain ibu-ibu yang sudah berumur lumayan ini, ada juga ibu-ibu muda yang tuk belajar harus membawa anaknya yang masih batita. Rebutan pulpen, buku antara ibu dan anak sudah hal biasa. Peserta lain pun tak ada yang merasa terganggu, tetap sibuk dengan aktivitas masing-masing..
Keinginan mereka tak muluk, hanya ingin bisa membaca, supaya tahu berita yang terjadi. Lain halnya dengan ibu Sitti yang begitu antusias belajar berhitung, "supaya nda napattolo-toloika' penjual nak, kalo belanjaka' baru ada kembalinya", jawabnya polos..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H