Lihat ke Halaman Asli

Jurnal Refleksi Dwimingguan Model 4F dalam Modul 3.3

Diperbarui: 7 September 2024   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pop up book karya murid  sumber gambar: Rosalina Fitrida Pakpahan 

Jurnal Refleksi Dwimingguan Model 4F dalam Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid

          Pembelajaran Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid dimulai dengan mulai dari diri dengan merefleksikan kegiatan intrakulikuler, kokurikuler dan ekstrakulikuler kegiatan yang paling berkesan saat menjadi murid. Kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi konsep yang mempelajari kepemimpinan murid yang didalamnya terdapat tiga unsur suara, pilihan dan kepemilikan yang seluruhnya murid terlibat di dalamnya. Sedangkan lingkungan yang menggerakkan dan menumbuhkan kepemimpinan murid diantaranya : lingkungan yang memfasilitasi kesempatan untuk merasakan emosi positif, lingkungan yang menumbuhkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan non akademik, lingkungan yang menerima kelebihan atau potensi diri, lingkungan yang membuka harapan dan mimpi murid, lingkungan yang menumbuhkembangkan terlibat aktif, lingkungan yang menumbuhkan sikap tangguh murid dalam belajar. Terakhir medukung tumbuh kembang murid dengan melibatkan komunitas sekolah. Dampak yang baik yang saya dapatkan yaitu pembelajaran yang melibatkan murid untuk proaktif menyuarakan ide/gagasan dan merasakan kepemilikan dalam kegiatan serta memilih ide atau gagasan yang ingin dikerjakan dalam kegiatan sekolah. Hal yang dikerjakan salah satunya dalam kegiatan kokurikuler dalam literasi yaitu kegiatan MARTASI MERDEKA ( Mari Kita Berliterasi Memeriahka Dengan Kecakapan Literasi). Tantangan atau hambatan yang ditemui kesadaran murid untuk mampu berkolaborasi dalam tim kelompok literasi dimana ide-ide dan gagasan mereka yang ingin muncul sesuai tujuan dari kegiatan literasi perlu adanya kesamaan persepsi. Dalam mengatasi kendala dibutuhkan sikap gotong royong, berpikir kritis dan kreatif yang kesemuanya diramu dalam kemampuan berkomunikasi antar anggota kelompok.

          Pembelajaran berlangsung dirasakan seuatu membingungkan karena dibutuhkan kegiatan yanng dimana kegiatan itu dapat masuk ke dalam program intrakulikuler, kokulikuler. Ekstrakulikuler. Akan tetapi setelah mengeksplor diri masuk, masuk ke dalam ruang kolaborasi, ternyata program yang umumnya sudah dilakukan disekolah akan tetapi diperluka kepemimpinan murid yang lebih kental di dalam kegiatan tersebut untuk umrig memiliki pengalaman menyuarakan ide dan gagasan mereka, kepemilikan murid dalam kegiatan serta pilihan murid dalam kegiatan yang akan dijalankan dengan alat bantu B-A-G-J-A (B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, J-abarkan rencana, A-atur eksekusi).

          Pelajaran yang dapat saya ambil dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid dibutukan sarana dimana murid sebagai agen perubahan yang memberikan pengalaman kepada murid untuk menyuarakan dan merasa memiliki progran dengan pilihan program murid yang dibutuhkan dan diminati sehingga murid mampu belajar menjadi student agency yang membawa pengalama ini di masa depannya kelak dalam masyarakat. Hal baru yang saya dapatkan adalah suara, kepemilikan dan pilihan dimana murid perlu terlibat aktif tidak hanya guru yang membuat program tersebut tetapi membantu murid untuk terlibat dalam program tidak hanya pasif tetapu aktif untuk memiliki pengalaman dalam suatu kegiatan yang dampaknya terasa secara positif baik dalam kegiatan intrakulikuler, kokulikuler, serta ekstrakulikuler.

          Dengan pembelajaran yang telah didapatkan di dalam modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid maka hal yang akan penulis dapat terapkan ke depan untuk memfasilitasi murid agar melibatkan murid seperti dalam diagram Y yang mengikutsertakan suara murid, pilihan ide dan gagasan mereka dan kepemilikan murid dalam program yang mereka kerjakan agar kepemimpinan murid dalam program terlaksana sesuai tujuan kegiatan. Aksi nyata yang dapat dilakukan dengan kegiatan literasi yatu Martasi Merdeka ( Mari Kita Berliterasi Memeriahka Dengan Kecakapan Literasi) dan kegiatan yang serupa dapat dikembangkan dengan kolaborasi komunitas sekolah yang membangun kepemimpinan murid di masa depan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline