Lihat ke Halaman Asli

Segenggam Asa

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapa aku yang harus merasakan nestapa ini?

Rasanya sudah tak sanggup lagi menanggungnya

Air mata yang jatuh berderai-derai membasahi pipi

semakin lama semakin memburamkan pandanganku


Mengapa orang-orang lain bisa tertawa bahagia?

sementara aku masih saja menekuri nasib yang tak pasti

Kukumpulkan asa demi asa yang tergilas kesedihan

hanya kumiliki segenggam asa 'tuk raih bahagia

Kapankah bahagia itu 'kan menjemputku?

Bila sekedar pura-pura bahagia apalah artinya

hanya semakin membuatku merasa pilu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline