Long Distance Marriage dan Tolak Angin
Ketika jarak menjadi sebuah pemisah, suami bekerja di luar kota sementara saya tetap tinggal di Surabaya bersama orang tua. Kami bertemu seminggu sekali saat weekend dan betapa bahagianya saya saat hari Jumat tiba karena itu artinya suami pulang.
Saat itu memang pilihan LDM atau "Long Distance Marriage" harus kami ambil karena masih ada tanggung jawab pada pekerjaan kami dan kami menjalaninya selama 2 tahun awal pernikahan.
Tidak mudah memang, apalagi sebagai pasangan yang baru menikah saat itu pasti ingin bisa menghabiskan waktu bersama-sama.
Sebagai istri pasti ingin melihat suami lahap menikmati hasil masakan sendiri, sebagai istri pasti ingin tiap hari menyambut suami pulang kerja dengan dandanan yang cantik.
Tapi kami tetap bersyukur saat itu karena jarak yang ditempuh LDM tidak terlalu jauh jadi seminggu sekali kami masih bisa bertemu.
Suami bertugas di perusahaan yang bergerak di bidang Engineering, Fabrication & Construction di salah satu kawasan industri maritim di Lamongan.
Tempat kerja yang dekat laut dengan cuaca panas serta angin yang kencang di siang hari sementara udara dingin di malam hari.
Sementara suami lebih banyak menghabiskan waktunya bekerja di lapangan yang memerlukan banyak energi. Hal itu membuat saya khawatir dengan kesehatannya, karena suami menjadi mudah masuk angin, pegal-pegal dan mabuk perjalanan.
Untungnya orang tua memberi saran minum Tolak Angin Sidomuncul. Setelah suami saya coba minum Tolak Angin cair badannya terasa lebih segar dan tidak mudah pegal-pegal lagi.