Lihat ke Halaman Asli

Bukti Nyata Bahwa Manusia Indonesia Lebih Baik Dibandingkan dengan Manusia Korea dan Jepang

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya ingin saya katakan bahwa saya tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun, saya menulis ini hanya untuk sekedar memberi seedikit semburan semangat bagi kita para pemegang haluan kapal besar yang disebut Indonesia, kita yang disebut sebagai generasi penerus.

Banyak sekali sekarang yang mengelu-elukan Korea dan Jepang sebagai negara yang paling maju di Asia, dan bahkan banyak juga pengaruh budaya dari kedua negara ini yang memberi dampak yang signifikan terhadap perilakunya. Padahal sesungguhnya kita patut berbangga terhadap pribadi kita sendiri yang sejak dari lahir kita memiliki gen dan cara didik orang tua yang jauh lebih baik dari pada kedua negara tersebut, alasannya?

1. Pribadi yang lebih kuat
Orang Jepang dan Korea banyak dikatakan sebagai pribadi yang disiplin dan memiliki etos kerja yang tinggi sehingga produktifitasnya pun tinggi. Namun mari kita lihat dari sisi lain yang mungkin juga sudah banyak diketahui, terdapatnya budaya bully yang menjangkit para kaum muda. Bully yang diberikan kepada kawan yang kurang disukai tidak bersifat tekanan fisik, namun lebih kepada pengolokan keadaan orang dikarenakan masalah yang sepele. sepeti bekal makanan yang kurang mengundang selera, gaya berbusana yang aneh atau mungkin ejekan karena ketahuan mencontek atau ketahuan belum punya pacar. Namun hal sepele ini pun bisa membuat para korbannya menjadi sangat tertekan. Para siswa sampai rela melampiaksan dengan melukai diri sendiri atau bahkan sampai bunuh diri. Hal ini merupakan salah satuy faktor terbesar yang membuat tingkat bunuh diri di Jepang dan Korea terbilang tinggi terutama di kalangan pelajar.
Mari kita bandingkan dengan pelajar Indonesia, kita bisa menelan mentah-mentah semua ejekan dari temana-teman, dan hanya menganggap ejekan tersebut gurauan semata. Setelah kita saling mengejek di suatu hari, esoknya tangan kita dapat sudah bergandengan kembali. Betapa kita menyadari bahwa waktu kita terlalu singkat hanya untuk mendengar ejekan orang yang kurang penting, bukankah demikian? Hidup itu indah kawan!!

2. Sikap Berserah

Penting sekali penanaman nilai-nilai keTuhanan terhadap proses perkembangan anak. Indonesia sangat bertoleransi dalam beragama, namun tidak mengijinkan warganya untuk tidak memiliki agama. Syukur Alhamdulillah negara kita ini negara yang anti sekularisme. Nilai-nilai KeTuhanan yang tertanam pada diri kita ini bisa mampu membuat kita lebih tangguh dalam menghadapi tantangan dunia. karena apa, jauh dalam hati kita sudah tertanam konsep bahwa sesulit apapun masalah yang akan kita hadapai, kita memiliki Hal yang jauh lebih besar dari pada masalah apapun di dunia ini yang sanggup berbuat apapun, TUHAN!!! JIka rasa ini menancap jauh dalm relung hati seseorang, maka orang itu akan memiliki sikap berserah dan dia tidak akan merasa sendirian dalam mengahadapi apapun. Bukankah itu hal yang luar biasa kawan?
Negara Jepang dan Korea dengan banyak pendudukanya kini yang menganut paham tidak percaya adanya Tuhan, mungkin sering mengalami kekalahan dalam peperangan hati mereka. Seperti yang banyak kita tahu, banyak sekali tokoh pahlawan super yang diproduksi oleh negara sakura ini, hal ini mungkin kita dapat analogikan dengan apa yang dialami oleh warga Jepang. Mereka mungkin bingung mencari tempat perlindungan yang sejati bagi mereka, dan untuk mengatasi hal tersebut mereka menciptakan tokoh mereka sendiri. hal ini bisa juga di analogikan dengan adanya Doraemon bukan? tokoh roboyt kucing yang mampu mengabulkan apapun yang kita minta?
orang Jepang mungkin punya Doraemon, namun kita punya TUHAN!!!

3. Kedamaian dalam menjalani kehidupan

Mereka disiplin? memang benar!! mereka pekjerja keras? mungkin patut kita contoh. Namun, apakah mereka menikmati apa yang mereka kejar selama ini?? Hidup mereka yang serba diburu waktu malah mungkin membuat mereka lupa akan keindahan waktu itu sendiri. Karena pekerjaan, banyak dari warga Jepang dan Korea yang menjadi pribadi penyendiri karena lepas dari kehidupan sosial ataupun keluarga. Tekhnologi komunikasi yang canggih, menggantikan cara bersilahturahmi mereka hanya dengan menatap smart phone mereka saja. Tidak adanya waktu untuk sekedar menghirup kembali segarnya udara kampung halaman. Pernah saya mendengar dari seorang kawan yang sedang sholat di pesawat, saat perjalanannya dari Indonesia ke Jepang. Teman saya Sholat di bangku pesawat dengan orang jepang duduk disampiungya. orang jepang tersebut bertanya, "Anda sedang apa?". Teman saya menjawab, "Sholat. Kewajiban saya sebagai orang muslim".
orang Jepang kemudian bertanya lagi, "lalu apa yang anda dapatkan dari hal tersebut?"
Teman saya menjawab lagi, "Damai".
Dengan wajah menganga tidak percaya orang Jepang tersebut berkata, "Damai?? semudah itukah cara mendapatkannya?? Saya bahkan tidak tahu bagaimana rasanya damai"

Kawan, hidup bukan hanya untuk mengejar materi ataupun profesi, terlebih dari itu bagaimana kita bisa menjalani nkehidupan ini dengan sebaik-baiknya, mengisi setiap harinya dengan senyum kita dan juga senyum orang lain yang tersenyum karena perilaku kita. Mari kita cintai kehidupan kita ini sebaik-baiknya. Karena saya yakin, orang tua Indonesia telah mengajarkan bagaimana sara terbaik bagi anka-anaknya untuk menjalani hidup di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline