Dalam sebuah lingkungan pasti terdapat cerita kepercayaan tersendiri tentang terbentuknya suatu daerah. Cerita kepercayaan tersebut bahkan dapat disebut sebagai budaya suatu daerah. Cerita terjadinya sebuah daerah atau dapat disebut sebagai asal usul ini bahkan menjadi sebuah sumber informasi kebudayaan daerah yang tidak mungkin diabaikan dalam menggali nilai-nilai moral atau gagasan-gagasan dalam keyakinan masyarakat. Nah sebuah cerita keyakinan tersebut dapat disebut dari bagian folklor.Sebelum membahas jauh tentang folklore, bagus jika kita tahu apa pengertian dari folklor itu sendiri.
Pengertian folklor dapat kita ketahui dari beberapa ahli. Menurut Akh. Muwafik Saleh folklor adalah dimensi masa lampau yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran yang terbaik untuk melangkah di masa depan. Dalam arti ini folklor dalam pendidikan menjadi resolusi untuk mencerminkan dan menjaga kearifan lokal. Sedangkan menurut Pudentia folklor adalah produk mengenai budaya kolektif tetentu, yang diwariskan melalui lisan maupun alat bantu lisan. Dari pengertian menurut para ahli dapat kita temukan bahwa pengertian umum dari folklor adalah warisan kebudayaan yang sifatnya tradisional yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, karena memuat unsur nilai-nilai moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Biasanya folklor berupa cerita daerah.
Dari pengertian umum folklor dapat kita ambil contoh yaitu folklore dari daerah Madiun yaitu asal-usul Madiun. Dalam folklor tersebut diceritakan kisah terjadinya nama Madiun. Madiun berasal dari arti medi ayun-ayun. Madiun merupakan wilayah Kesultanan Mataram, karena menurut sejarah Mataram Madiun memang strategis mengingat jika letaknya berada ditengah-tengah Kerajaan Daha. Maka pada masa itupun banyak pemberontankan, seperti kemunculan Retno Dumilah. Kisah ini bermula dari perkawinan putra mahkota Demak yaitu Pangeran Surya Patiunus dengan Raden Ayu Retno Lembah putri dari Pangeran Adipati Gugur yang berkuasa di Ngurawan Dolopo. Pada masa itu pusat pemerintahan di pindah dari Ngawuran ke desa Sogaten dengan nama Purbaya. Pangeran Surya Patiunus tersebut menduduki kesultanan hingga tahun 1521 dan diteruskan oleh Kyai Rekso Gati. Lalu pada tahun 1686 kekuasaan dipindahkan kepada Raden Ayu Retno Djumilah. Pada masanya, perang tanding terjadi antara Sutawidjaja dengan Raden Ayu Retno Djumilah yang dilakukan disekitar sendang di dekat istana Kabupaten Wonorejo. Akhirnya perang dimenangkan oleh Sutawidjaja dengan merebut Pusaka Tundung Madiun. Dan Raden Ayu Retno Djumilah dipersunting Sutawidjaja. Maka hari jum'at Legi tanggal 16 Nopember 1590 Masehi nama Purbaya diganti menjadi Madiun.
Dari contoh folklor Madiun tersebut berarti folklor termasuk dari bagian sastra lama. Dan seperti kita tahu bahwa apapun bentuk sastra itu, pasti memiliki fungsi tersendiri, termasuk folklor. Fungsi umum folklor adalah sebagai sumber budaya tradisi lisan. Dengan folklor kita tahu bagaimana sejarah daerah kita. Folklor juga berfungsi sebagai media pendidikan. Nilai moral yang ada dalam folklor dapat kita terapkan pada kehidupan sehari-hari. Intinya fungsi folklor adalah sebagai alat pemaksa terhadap berlakunya norma-norma sosial dan sebagai alat pengendali sosial.
Demikian dari pemaparan sebelumnya dapat kita simpulkan bahwa folklor ini adalah bentuk karya sastra lama yang dasarnya adalah informasi dari masa dulu yang dikembangkan menjadi sejarah disebuah daerah, yang berarti setiap daerah pasti memiliki folklornya masing-masing. Seperti contoh yang dipaparkan sebelumnya, yaitu folklor dari Madiun. Dari contoh tersebut dapat diperoleh nilai moral bahwa perempuan berhak berjuang diperang seperti Retno Djumilah. Dengan itu dapat kita ketahui bahwa fungsi folklor salah satunya adalah pengembang nilai moral untuk media pendidikan dan selain itu folkor juga dapat dijadikan sumber informasi sejarah. Maka dari itu folklor setiap daerah wajib hukumnya untuk dilestarikan.
Referensi:
Admin Inspirasi Jatim. 2017. Madiun, Medi Ayun-Ayun. https://inspirasijatim.com/madiun-medi-ayun-ayun/. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2023.
Mujinem. 1950. Fungsi Folklor Lisan. https://media.neliti.com/media/publications/88109-ID-fungsi-folklor-lisan-ungkapan-tradisiona.pdf. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2023.
Suwardi Endraswa. 2013. FOLKLOR NUSANTARA, Hakikat, Bentuk, dan Fungsi. Penerbit Ombak (Anggota IKAPI). Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H