Lihat ke Halaman Asli

Rosa Irawati

Freelancer

Peraturan Vs Keyakinan

Diperbarui: 12 April 2022   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : koleksi pribadi

Sebelum membahas judul di atas, mari kita berefleksi, apakah peraturan itu penting bagi kita? apa manfaat peraturan tersebut? apakah kita mentaati semua peraturan yang ada?

Saya melakukan survey di grup WA keluarga besar saya, di sana terdapat paman, bibi, adik dan banyak lagi termasuk  2 anak yang berada di kelas 5 SD dan 1 anak di kelas 3 SD. Pertanyaan saya di grup itu (yang sengaja saya tujukan pada tiga anak tadi)  adalah "menurut kalian peraturan itu penting ga?" Jawaban mereka sepakat bilang "penting". Kemudian saya tanya alasan mereka menjawab penting, Jawaban mereka bervariasi; "biar disiplin", "biar tanggung jawab", dan 1 jawaban unik " Biar ada kerjaan, kalau ga ada aturan ga ada yang kerja" :)   Pertanyaan yang sama saya lontarkan di kelas binaan saya di level SMA. Jawabannya pun sama mereka menjawab penting. Kemudian saya lanjutkan dengan pertanyaan, jika demikian kenapa banyak yang melanggar, jawaban yang saya highlight adalah karena "peraturan itu mungkin ga penting".

Hal ini senada dengan bacaan literasi yang saya baca yakni modul guru penggerak mengenai budaya positif. Peraturan yang dibuat di sekolah ternyata tidak selalu efektif, banyak pelanggaran yang terjadi. Tumbuh kesadaran, para murid perlu diajak berdialog untuk memahami nilai-nilai yang tersemat dalam sebuah peraturan. Mereka harus memiliki keyakinan akan pentingnya batasan itu dibuat. Menurut KBBI (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/peraturan), peraturan adalah tatanan sedangkan keyakinan adalah kepercayaan dan sebagainya yang sungguh-sungguh; kepastian; ketentuan. Definisi dari keduanya memiliki perbedaan dari penentu/pembuatnya. Bila peraturan, maka hal tersebut berasal dari luar diri individu, misal peraturan pemerintah maka yang menentukan adalah pemerintah, demikian juga peraturan sekolah maka yang menentukan adalah sekolah tersebut. Sedangkan keyakinan mengacu dari dalam diri individu tersebut, kepercayaan apa yang sungguh-sungguh dipegang, nilai-nilai apa yang di yakini. 

Desain koleksi pribadi, konten: modul budaya positif

Dengan disadarinya paradigma ini maka perlu bagi para pendidik untuk membuat sebuah keyakinan kelas alih-alih peraturan kelas. Prosesnya bisa diawali dengan latihan mengenali nilai dalam sebuah peraturan, misal: 

  • peraturan memakai helm ketika mengendarai sepeda motor, nilai yang dibaliknya adalah nilai keselamatan
  • peraturan mengembalikan barang di tempatnya, nilai yang ingin dilatih adakah tanggung jawab
  • peraturan harus bergiliran atau antri, nilai yang ada dibaliknya  adalah empati dan menghormati orang lain. 

Sesudahnya bersama-sama dengan para murid 1 kelas membuat keyakinan kelas, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Sumber: koleksi pribadi; modul budaya positif

berikut hasil karya para murid binaan saya pada dari usulan keyakinan kelas sampai tahap pendalaman nilai ketika dilakukan kegiatan layanan BK secara online dengan aplikasi Jamboard:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline