Lihat ke Halaman Asli

Rory Anas

Berprofesi sebagai Advokat.

Apa Hubungan Pekerja Tiongkok dan Pertumbuhan Ekonomi?

Diperbarui: 28 Februari 2019   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Berbagai media seperti video youtube, berita televisi, berita di media online dan media cetak seperti contoh batam pos yang saya dapat dari Facebook ini mengatakan bahwa TKA dari Republik Rakyat Cina/Tiongkok (RRC/RRT) masuk ke Indonesia tiap hari. 

Masuknya TKA tiongkok dari berbagai pintu masuk Bandara yang ada di berbagai kota sudah menjadi kekhawatiran masyarakat. Bukan hanya soal semakin kecilnya harapan lapangan pekerjaan karena diambil alih oleh TKA  tiongkok, tapi juga sektor Pertahanan dan Keamanan Nasional juga menjadi kekhawatiran tersendiri.

Kenapa warga tiongkok mencari kerja ke Indonesia? Apakah di negaranya tidak ada pekerjaan?

Padahal pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 2 digit. Entah apa maksudnya 2 digit..

Pemerintahan Jokowi dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% saja kalang kabut, koq malah warga asing tiongkok bisa bekerja di Indonesia secara besar-besaran?

Ini sangat aneh sekali. Ajaib namun nyata. Kira-kira bagaimana menganalisanya dari sisi Ilmu Ekonomi?

Apakah banyaknya TKA tiongkok ini karena adanya Investasi dari RRT, lalu investor tiongkok itu membawa sendiri tenaga kerjanya? 

Koq bisa?

Bukankah seharusnya Investasi itu bisa menyerap tenaga kerja lokal dengan maksimal? Dan secara langsung investasi itu bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dengan meningkatnya pendapatan masyarakat tempatan, selain juga tentu yang utama adalah adanya pemasukan pajak ke negara.

Lalu kenapa tenaga kerja masyarakat lokal tidak bisa maksimal diterima bekerja oleh investor tiongkok?

Alasan Pemerintah Jokowi (dari berbagai media), tenaga kerja lokal kurang skill. Persoalan kurang skill ini sungguh menyakitkan. Memangnya skill seperti apa yg dibutuhkan? Skill dewa kah? Apakah mengaduk semen dan pasir saja kita harus import tenaga kerja?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline