Lihat ke Halaman Asli

Lihat Lebih Dekat

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya terinspirasi dari lirik lagu Sherina waktu jaman sd dulu "Mengapa bintang bersinar, Mengapa air mengalir, Mengapa Dunia Berputar, Lihat segalanya lebih dekat dan Kau akan mengerti"

Lalu status seorang teman "Jika kamu mampu melihat lebih dekat, lebih dalam. Kamu tidak akan semudah mengatakan bahwa SEMUA INI SUDAH DITULISKAN"

Hmm hidup kita, hidup manusia adalah sebuah perencanaan terindah dari Tuhan. Semuanya sudah direncanakan secara matang. Kita manusia bisa bermimpi, berusaha, berdoa dan akhirnya bertawakal, karena keputusan akhirnya ada ditangan Tuhan"

Kita (termasuk saya) pasti pernah memiliki keinginan, keinginan yang begitu semangat ingin kita wujudkan hingga menjadi sebuah kenyataan. Kita akan merasa seolah kita membawa keinginan kita dalam setiap langkah kaki kita, dalam setiap nafas. dalam setiap tatapan mata kita. Hingga semua langkah yang kita ambil, dan semua yang kita cari akan tertuju pada satu titik "hal yang kita inginkan".

Seperti seorang teman yang pernah memiliki keinginan begitu tinggi, dia ingin masuk sebuah perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang juga di inginkan oleh begitu banyak pelajar di Indonesia. Dia bahkan menuliskan nama perguruan tersebut dengan huruf yang besar. Dia menempelkannya dipintu lemari kamarnya. Agar dia bisa melihatnya setiap hari, agar ketika malas maka tulisan itulah yang akan dia lihat, dan dia akan berusaha mati-matian mengalahkan rasa malasnya. Dia akan membayangkan betapa bangga orang tuanya jika dia bisa masuk perguruan tinggi tersebut.

Dia pernah merasa bahwa apa yang dia inginkan begitu dekat, seperti bintang yang sudah merendah dan bisa dia jangkau. Namun ternyata, ketika pengumuman dia tidak dapat masuk perguruan tinggi tersebut, dia terhempas, bintangnya kembali menjauh.

Lalu dia merasa dunianya mulai menyempit, dia terjebak dalam sebuah keadaan yang dia pikir sebuah kebuntuan. "menunggu satu tahun atau mengikuti alur yang sudah ada". Dia memilih mengikuti alur yang sudah ada. Karena dia takut, dia takut gagal untuk kedua kalinya. Dia tidak mau merasakan sesuatu yang dia anggap kegagalan. Dia mengikuti alur yang dia pilih, tapi dia merasa hatinya tidak pernah disana, Hatinya masih ada di perguruan tinggi itu, yang itu. Dia menjalani alur yang dia pilih dengan setengah hati.

Dia lalu dia bertemu seseorang, seseorang yang sekarang menjadi yang paling dia sayangi. Tidak bukan cuma seorang, dia sekarang bertemu dengan banyak orang yang ternyata dia sayangi. Dia bertemu dengan banyak orang luar biasa, dia mendapatkan begitu banyak pelajaran dan pengalaman yang juga luar biasa. Sesuatu yang mungkin tidak akan pernah dia dapatkan jika dia kuliah di perguruan tinggi yang dia inginkan.Suatu malam, ketika ia memandangi nama perguruan tinggi yang dulu pernah sangat dia inginkan. Dia tersenyum "Saya pernah begitu menginginkan berada disana. Namun sekarang saya tau tempat saya disini. Saya bersyukur dan saya bahagia"

dari cerita seorang teman diatas. Seperti yang saya lihat di mading kampus "Kadang sebuah pilihan yang kita pikir adalah pilihan yang salah, justru membawa kita pada tempat yang tepat".

Hidup itu initnya adalah masalah pilihan, tentang bagaimana bermacam pilihan hidup datang, tentang bagaimana kita menentukan satu diantaranya dan tentang bagaimana kita menjalani pilihan tersebut.

Kita pasti pernah berada diposisi seperti teman kita diatas. Kita harus memilih mempertahankan apa yang kita ingini dan kita yakini atau kita memilih sesuatu yang sudah pasti, Teman diatas memilih sesuatu yang pasti, karena dia takut mencoba. Saya sarankan, jangan seperti dia. Kita kan harus berusaha. Yang penting berusaha dulu, hasilnya kan gimana nanti. Dan seengganya ketika kita sudah mencoba kita ga akan penasaran. Kita tau kemampuan kita. Kalo kita coba, walaupun hasilnya ternyata tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita akan belajar dari kesalahan kita. Setidaknya kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan secara terhormat, bukan seperti pecundang yang kalah sebelum berperang.Coba, coba aja dulu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline