Pada era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, termasuk bagi anak-anak. Meskipun teknologi memberikan banyak penawaran terhadap keuntungan, seperti akses informasi yang luas dan cara baru untuk berkomunikasi. Namun ternyata, di balik penawaran tersebut terdapat dampak yang merujuk terhadap pola interaksi manusia, khususnya anak-anak. Sehingga, pengaruh teknologi terhadap pola interaksi sosial anak perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa pengaruh yang signifikan teknologi terhadap interaksi sosial anak.
1. Pengurangan Interaksi Tatap Muka
Salah satu dampak yang sering terjadi dari penggunaan teknologi adalah berkurangnya interaksi secara tatap muka. Anak-anak lebih sering melakukan komunikasi melalui aplikasi chatting, media sosial, atau aplikasi lainnya. Sehingga kesempatan mereka untuk melatih keterampilan sosial secara langsung menjadi berkurang. Keterampilan sosial tersebut meliputi keterampilan berbicara, mendengarkan, dan membaca ekspresi wajah yang sangat penting untuk membangun hubungan sosial yang sehat.
2. Keterhubungan Global
Di sisi positif, teknologi memungkinkan anak-anak untuk terhubung dengan teman-teman dan orang-orang dari seluruh dunia. Dengan adanya penggunaan media sosial dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbagi pengalaman dan belajar tentang budaya yang berbeda. Sehingga hal ini dapat memperluas wawasan anak dan dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap keragaman budaya.
3. Perubahan dalam Bentuk Komunikasi
Komunikasi anak-anak semakin kesini semakin banyak bergantung pada emoji, sticker, GIF dan gambar, yang bisa saja mengurangi kemampuan anak untuk mengekspresikan diri mereka dengan kata-kata. Walaupun bentuk komunikasi ini dapat dianggap sebagai hal kreatif, namun terdapat risiko bahwasannya anak-anak mungkin tidak dapat mengembangkan keterampilan verbal mereka yang kuat.
4. Risiko Kecanduan dan Isolasi
Ketergantungan yang berlebihan terhadap perangkat teknologi dapat menyebabkan anak-anak merasa terisolasi atau terasingkan. Meskipun mereka terhubung secara virtual, bisa saja mereka kehilangan kesempatan untuk berinteraksi secara fisik dengan teman sebayanya. Hal ini, dapat mengarah pada perasaan kesepian dan dampak negatif pada kesehatan mental.
5. Dampak pada Empati dan Hubungan Emosional
Interaksi sosial anak yang dilakukan secara virtual sering kali merasa kurang dalam nuansa emosional. Tanpa adanya interaksi secara langsung, anak-anak mungkin saja dapat mengalami kesulitan dalam memahami dan merasakan empati terhadap orang lain. Ini dapat mempengaruhi kualitas dari hubungan mereka, baik dengan teman sebayanya maupun dengan orang dewasa lainnya.