System analisis penilaian kebutuhan merupakan metode perencanaan yang menggunakannpendekatan system. Peranan pendekatan system dalam kegiatan perencanaan adalah melihat secara sistematis dan rasional tentang kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan individu, kelompok maupun organisasi. Kebutuhan tersebut perlu dipenuhi, kalau tidak terpenuhi akan terjadi masalah yang akan mengancam keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Suatu kebutuhan memerlukan harapan-harapan untuk dipenuhi. Oleh sebab itu system analisis terhadap orgaisasi perlu dilakukan dengan tepat, sesuai dengan skala prioritas dan urutan kepentingan masing-masing kebutuhan. Secara keseluruhan tidak satupun model penilaian kebutuhan mempunyai keunggulan dari pendekatan lainnya, karena pendekatan-pendekatan tersebut dikembangkan dalam bentuk tujuan-tujanyang berbeda.
Dalam perencanaan strategic untuk menentukan visi, misi da tujuan, orgaisasi akan mulai menganalisa kebutuhan dari komponen-komponen system yang ada dalam organisassi, dengan mengidentifikasi komponen-komponen internal dan eksternal untuk melihat keunggulan, kekurangan, peluang dan acaman yang ditimbulkan dari komponen-komponen system tersebut. Adalah sangat penting untuk menggunakan pendekatan system dalam melihat, mengidentifikasi, menyeleksi, memilih dan menetapkan kebutuhan mana yang perlu diproriataskan dalam organisasi. Usaha-usaha organisasi untuk melihat kebutuhan organisasi secara rasionalndan sistematis merupakan strategi yang dimiliki oleh organisasi memenuhi harapan pelanggan internal (pegawai dan pimpinan) dan pelanggan eksternal (masyarakat, lembaga swasta, pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Kamis, (1981) seorang pakar dalam bidang perencanaan dan penilaian kebutuhan, percaya bahwa tidak ada satupun model penilaian kebutuhan unggul, dan akan beragam sesuai dengan strategi yang digunakan dalam penilaian kebutuhan. Sedangkan Heizer dan Render (2011) metode yang digunakan untuk penilaian kebutuhan melalui analisis “flowchart, time function mapping, value-stream mapping, process charts, and service blueprinting”.
Penggunaan pendekatan system dalam organisasi, berbeda antara organisasi yang satu dengan yang lain, karena kebutuhan masing-masing organisasi berbeda sesuai fungsi dan perannya. Organisasi yang bergerak di bidang bisnis atau perusahaan lebih banyak memenuhi kebutuhan masyarakat dengan produk yang berkualitas terutama produk-produk bentuk benda atau fisik yang dijamin dengan system pengawasan mutu (quality control). Sedangkan organisasi pendidikan lebih memfokuskan pelayanan kepada kebutuhan masyarakat akan pendidikan, yang diukur kualitas pendidikannya dengan melihat lulusan pendidkan, apakah dibutuhkan, diterima dan para lulusan dapat hidup dengan bekal penegetahuan, keterampailan dan sikap yang diperolehnya dari lembaga pendidikan (quality ansurent).
Selanjutnya Kamis mengemukakan beberapa metode umum dalam penilaian kebutuhan diantaranya: (1) penilaian kebutuhan langsung (2) penyerapan persepsikebutuhan penilaian dari tokoh masyarakat dan penduduk (3) menyimpulkan kebutuhan dari pola-pola pemanfaatan layanan yang terus menerus, dan (4) menyimpulkan kebutuhan dari asosiasi yang dikenal antara karakteristik social dan kesehatan. Penggunaan analisis kebutuhan dapat dimulai dari menganalisa lingkungan internal dan eksternal organisasi, dengan melakukan penilaian terhadap kinerja, penilaian terhadap kinerja, penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan, memfokuskan pada persaingan dan menetukan dan masalah yang dibutuhkan dalam proses perencanaan.
Penialaian kebutuhan sebagai kegiatan untuk meneliti harapan-harapan pelanggan (siswa) yang berhubungan dengan tujuan dan persepsi mengenai tingkat pencapaian siswa, pada indicator seperti nilai test yang telah dibakukan, dan pada proses kelompok untuk mencapai consensus mengenai prioritas kebutuhan. Masalah-masalah dan isu-isu dalam penilaian kebutuhan pendidikan agak berbeda dari penilaian yang akan dilaksanakan untuk menilai kebutuhan manusia. Si sekolah dan menengah target penilaian kebutuhan adalah berada di dalam system; di dalam penilaian kebutuhan layanan manusia berada di luar system, sedangkan pendidikan tinggi dan pendidikan kemsyarakatan berada di dalam atau di luar system yang mensponsorimpenilaian. Tingkat pengendalian sekelompik target dan tanggungjawabnya memenuhi kebutuhan sangat berbeda dalam konteks yang berbeda.
Model-model pendidikan dipengaruhi oleh pendekatan system, Kaufman, (1972) yang mengemukakan konsep pendekatan system dalam perencanaan pendidikan yang dikenal dengan ESCO (Educators student, consumer of the educational product and student learning objectives) yang menyatakan bahwa focus penilaian harus pada tujuan-tujuan kegiatan belajar siswa dan berfungsinya tujuan-tujuan tersebut di dalam system persekolahan. Konsep penilaian kebutuhan sebagai kerjasama tiga arah yaitu, penerima layanan, pemberi layanan, penyandang dana yang dapat digeneralisikann pada penilaian kebutuhan.
Pada dua dasa warsa yang telah lalu, para pakar perencana, dan evaluator telah mengembangkan banyak model matematis, strategis, dan konseptual, menggunakan peralatan praktis, kumpulan instrument, buku petunjuk dan rencana-rencana manajemen yang digunakan dalam penilaian kebutuhan. Perencanaan dan pelaksanaan penilaian kebutuhan mencakup strategi-strategi untik mendapatkan dan menganalisis data serta penyusunan skala prioritas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H