Lihat ke Halaman Asli

Ropiyadi ALBA

Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Lebaran di Tengah Pandemi

Diperbarui: 20 Mei 2020   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Beberapa hari lagi Ummat Islam di Indonesia dan dunia akan memasuki hari raya Iedul Fitri 1 Syawal 1441 H. Sudah banyak hal yang tak biasa yang dilalui ummat Islam pada tahun ini. 

Mulai dari kegiatan sholat tarawih yang tidak bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau musholla, sampai larangan mudik ke kampung halaman. Ini semua sebagai akibat dari terjadinya Pandemi Global Covid 19 yang mengharuskan kita semua melakukan social distancing agar penyebaran Covid 19 dapat dikendalikan.

Banyak pro kontra yang mewarnai perjalanan ibadah di bulan Ramadhan tahun ini. Meskipun himbauan agar beribadah di rumah terus digaungkan, baik oleh aparatur pemerintahan maupun para pemuka agama, masih tetap saja terjadi riak-riak kecil di tengah masyarakat. 

Ada sekelompok masyarakat yang bersikeras tetap melaksanakan ibadah di masjid berargumen bahwa masjid adalah tempat yang suci dan bersih dan dimasuki oleh orang -orang yang sudah membersihkan diri dengan berwudhu dan keberadaan mereka di masjid hanya dalam jangka waktu yang singkat. 

Ditambah lagi mereka sudah melaksanakan himbauan seperti menggunakan masker dan menjaga jarak, serta melakukan penyemprotan disinfektan. Mereka membandingkan larangan beribadah di masjid tidak berimbang dengan larangan ke pasar atau pusat perbelanjaan, karena secara kasat mata dapat dilihat dibeberapa pasar terjadinya kerumunan dan desak-desakan namun belum ada tindakan yang tegas dari aparat di lapangan.

Dengan diumumkannya relaksasi PSBB makin menambah kebingungan masyarakat, mengapa ditengah belum menurunnya tingkat penyebaran Covid 19 ternyata terjadi pelonggaran terhadap PSBB,  sehingga sampai terjadi kerumunan di bandara sementara tidak terlihat tindakan atau upaya antisipasi terhadap hal tersebut.

Di tengah ketidakpastian sampai kapan Pandemi ini akan berakhir, seolah masyarakat sudah melupakan bahayanya virus Corona yang sudah menelan ribuan nyawa di seluruh dunia. Mereka seolah sudah berdamai dan mampu hidup berdampingan dengan Corona. 

Hal ini tentunya membuat kesal para tenaga medis yang tengah berjuang hidup dan mati demi melaksanakan tugas mereka menyelamatkan ribuan nyawa yang telah terpapar Covid 19. 

Para tenaga medis menyaksikan sebagian  masyarakat yang bisa jadi merupakan calon-calon pasien mereka, dengan bebasnya beraktifitas dan tidak takut berada pada kerumunan bahkan menciptakan kerumunan itu sendiri. Inilah yang membuat mereka membuat tagar "Indonesia Terserah"

Inilah zaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, dimana tidak ada gaung suara takbir sholat tarawih di masjid, ditiadakannya sholat Jum'at dan diganti dengan sholat zhuhur, bahkan ibadah umrohpun di tiadakan. 

Akankah sholat Iedul Fitri pun beberapa hari kedepan akan dilaksanakan di rumah, sebagaimana anjuran dari pemerintah  melalui kementerian agama?, atau masyarakat tetap membandel dan bersikeras melakukan sholat Iedul Fitri di masjid atau musholla sebagai wujud rasa syukur mereka telah melewati ibadah puasa sebulan lamanya dan tetap sehat tidak terpapar Covid 19?. ....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline