Lihat ke Halaman Asli

Surobledhek

Cukup ini saja

Mempermalukan Orang Lain di Depan Umum Puas Sih, tapi...

Diperbarui: 4 Maret 2020   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akurat.co


Manusia memang tempatnya salah. Kadang ada yang sengaja berbuat salah. Sebagian besar tidak sengaja atau kadang tidak mengerti yang telah diperbuat ternyata salah.

Dan penyesalan selalu datang belakangan. Tak akan mungkin ada penyesalan ketika kesalahan yang telah diperbuat mendapat teguran atau akibat langsung. Baik karena perbuatan salahnya berakibat fatal atau hanya sekedar menyakiti dan merugikan orang lain.

Kita sering menemukan pada saat sedang berlangsung hukum acara pidana. Di depan pengadilan, hampir semua pelaku kejahatan mengaku menyesal dan berjanji tak akan mengulangi lagi perbuatannya di kemudian hari. Nyatanya banyak di antara mereka yang mengulangi dan mengulangi kejahatan yang sama.

Kemudian, kata penyesalan tadi terbang entah kemana. Seakan lupa telah melakukan kejahatan sebelumnya.

Karena penyesalan adalah bentuk rasa bersalah yang hanya ada dalam hati. Hanya yang bersangkutan yang tahu. Orang lain hanya melihat akibat dari perubahan tingkah laku yang ditunjukkan setelah penyesalan dilakukan.

Jika perbuatan salah tidak diulangi maka pertanda penyesalan benar-benar dilakukan. Namun jika kesalahan yang lalu tidak dijadikan pelajaran maka peluang terjadinya kesalahan-kesalahan yang sama akan dilakukan lagi.

Bagaimana hubungannya dengan mempermalukan orang lain?
Kesalahan yang telah dibuat oleh seseorang menjadikan yang bersangkutan khawatir jika ketahuan orang lain. Dan jika kesalahan itu diungkap di tempat umum, seperti apa rasanya?

Saya menyebutnya, jika membuka kesalahan orang lain di depan banyak orang maka yang bersangkutan mempermalukan orang lain.

Bayangkan saja, suatu ketika kita membuat kesalahan, baik yang disengaja atau tidak. Hal pertama yang kita lakukan adalah menyembunyikan kesalahan tersebut agar tak diketahui orang lain. Mengapa? Karena kita akan malu dan merasa sangat kecewa dan sedih tak terkira.

Lantas jika ada yang menyampaikan kesalahan yang kita buat di depan umum, seperti apa rasanya. Bahkan akan lebih sakit dari pada ditampar di wajah berkali-kali. Ternyata kesalahan yang disampaikan secara terbuka sangat menyakitkan bagi si salah. Lalu mengapa tetap dilakukan?

Kejengkelan, ketidakpuasan, kemarahan, jadi alasan untuk mempermalukan. Setelah mempermalukan orang lain dengan membeberkan kesalahannya, puaskah kita? Sekejap mungkin akan merasa puas. "Rasain lo?" Barangkali begitulah celetukan yang terucap pertama kali. Setelahnya apakah rasa puas akan bertahan lama?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline