Lihat ke Halaman Asli

Surobledhek

Cukup ini saja

Kau Ingin Tahu Bagaimana Guru, Masuklah ke Dalam Kelas 2 Jampel (Jangan Lihat dari Luar Tembok)

Diperbarui: 22 Februari 2020   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pixabay.com

Kau Ingin Tahu Bagaimana Guru, Masuk Saja Ke Dalam Kelas Dua Jampel (Jangan Lihat Dari Luar Tembok)

Ketika sebuah peristiwa mengenai kelakuan peserta didik yang tak sopan ketika berada dalam kelas. Seperti merokok dan kaki diangkat di atas meja, seperti yang viral di youtube. Atau ketika ada musibah seperti pada kegiatan pramuka di SMPN 1 Turi dan sebagainya. Mungkin sebagian orang akan menuduh guru tak becus dalam mendidik.

Harusnya peserta didik yang merokok dan duduk di samping guru ditegur dengan rasa sopan. Dengan rasa sayang. Pasti peserta didik akan malu. Begitukah? Yang begini ada di adegan sinetron. Atau juga tentang musibah hanyut di sungai pada kegiatan pramuka juga pasti dengan mudah menyalahkan guru.

Menyalahkan memang pekerjaan paling mudah. Setelah sebuah peristiwa terjadi, ketika musibah tak dinginkan terjadi, hal yang paling mudah adalah dengan menyalahkan siapa pengawasnya. Siapa pendampingnya. Atau siapa gurunya.

Perihal peserta didik yang duduk dengan kaki ke atas meja bukan terjadi sekonyong-konyong. Tak ada ujug-ujug peserta didik berani merokok dan duduk di samping gurunya, apalagi dengan kaki di atas meja.

Naluri manusia, dalam usia berapa pun ada yang namanya rasa takut. Sejak bayi hingga kakek-kakek rasa takut tetap dimiliki manusia. 

Demikian juga dengan peserta didik. Rasa takut hilang karena pengaruh perasaan dan pikiran yang tidak normal. Mungkin saja rasa takutnya hilang karena sedang mengkonsumsi narkoba. Bisa saja.

Perilaku rasa takut hilang juga akibat nekat. Mungkin saja peristiwa peserta didik duduk dengan kaki ke atas meja adalah karena marah pada seseorang guru. Bisa juga karena perilaku sekolah yang dianggapnya bertentangam dengan rasa kebenaran yang diyakininya.

Bia juga karena bentuk protes peserta didik bersangkutan terhadap guru. Kadang ada guru yang pilih kasih, tidak adil, dan sejenisnya. Bentuk protesnya dengan berbagai cara. Dengan merokok di dalam kelas dan mengangkat kaki ke atas meja, mungkin saja salah satunya.

Dengan demikian kita tidak bisa menghakimi bahwa ketika ada peserta didik yang berkelakuan tidak sewajarnya adalah kesalahan guru. Guru yang tidak becus dalam mendidik. Belum tentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline