Memecah kegalauan guru dengan materi pelajaran yang mulai kurang digemari peserta didik. Terutama pelajaran matematika dan pelajaran IPA. Seakan peserta didik sudah jenuh dengan materi pelajaran yang sepertinya ketinggalan zaman.
Sangat berbeda jauh dengan laman youtube yang mereka perhatikan. Dalam kelas pelajaran terasa mati dan berkutat pada hapalan dan urusan yang berkaitan dengan keterampilan menyelesaikan soal sesuai contoh yang diberikan guru saja. Begitu pun waktu habis tersita. Hanya untuk sebuah nilai di atas KKM saja.
Angin segar datang dari Mendikbud Nadiem Makarim, bahwa kompetensi yang akan dikuasai peserta didik akan ditambah.
Seperti dilansir laman Cnbcindonesia.com, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan dua kompetensi baru dalam sistem pembelajaran anak Indonesia. Dua kompetensi tambahan itu adalah Computational Thinking dan Compassion. (18 February 2020)
Computational Tinking? Padahal pembelajaran HOTS baru saja selesai dari program pelatihan guru yang serempak dari TK hingga SMA di akhir Desember lalu. Hasil tes akhir peserta memang menggembirakan. Walau pun ada yang belum lulus memenuhi kriteria kelulusan 70,00 dari seluruh akumulasi nilai. Namun banyak yang berhasil dan diharapkan mampu menerapkannya di dalam kelas.
Berbeda dengan HOTS, Computational Tinking, Jeannette M. Wing menganggap pemikiran komputasi sebagai keterampilan dasar untuk kemampuan analitis semua orang sama dengan kecakapan dengan membaca, menulis, dan berhitung. Tulisan J. M. Wing ini dimuat di Jurnal Communication ACM pada Tahun 2006.
Computational Thinking adalah "cara berpikir (atau memecahkan masalah) seperti seorang ilmuwan komputer." Dengan kata lain, Computational Thinking adalah adalah sebuah metoda pemecahan masalah dengan mengaplikasikan/melibatkan teknik yang digunakan oleh software engineer dalam menulis program.
Computational Thinking bertujuan memformulasikan masalah dalam bentuk masalah komputasi dan menyusun solusi komputasi yang baik (dalam bentuk algoritma) atau menjelaskan mengapa tidak ditemukan solusi yang sesuai.
Terdapat beberapa metode berpikir komputasi/computational thinking dalam memecahkan masalah.
Decomposition, ketika peserta didik diberikan sebuah masalah dalam kelompok-kelompok kecil dalam kelas, mereka akan memecah-mecah masalah menjadi lebih kecil. Dan pembagian fokus peserta didik tidak akan sama sesuai pengamatannya.
Dengan bimbingan guru peserta didik diajak untuk mengidentifiksai masalah sampai ke pokok sebuah masalah. Nah, ketika masalah telah ditemukan dalam bagian-bagian kecil pada saat itulah peserta didik diajak untuk menyelesaikannya satu persatu dan mengidentifikasi perbagian darimana masalah itu datang.