Lihat ke Halaman Asli

Surobledhek

Cukup ini saja

Ketika Perempuan Menyerahkan Suami pada Istri Kedua, Bagaimana?

Diperbarui: 6 Februari 2020   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RuangObrol Poligami, Perselingkuhan dan Radikalisme -- RuangObrol

Kalau artlkel ini ditulis oleh perempuan pasti baru melihat judulnya saja pembaca sudah tau, bahwa buntutnya bakal menolak keras. Alasan yang dikemukakan pun sungguh beralasan dan yakin dapat diterima. Sehingga seolah-olah suami terlarang untuk menikah lagi.

Apa sih kira-kira alasan mereka?
1. Kalau Istri satu saja tak habis, buat apa beristri lebih dari satu.
2. Kalau sudah tak cinta lagi dan ingin menikah lagi, maka ceraikan saja saya.
3. Kalau tak puas dengan pelayanan saya, ajari saya melayani biar puas.
4. Kalau-kalau dan kalau yang tak akan habis-habisnya.

Nah, kalau artikelnya ditulis oleh laki-laki juga pasti tak usah diselesaikan membacanya. Cukup lihat siapa penulisnya. Laki-laki? Berarti nanti kesimpulannya mendukung suami beristri lagi. Suami bebas berpoligami.

Apa sih kira-kira alasan suami beristri lagi?
1. Ingin menolong para janda. Benarkah? Kalau yang dinikahi adalah janda yang sudah tua dan memiliki tanggungan anak yang perlu mendapat dukungan finansial, maka alasan ini dapat diterima.

2. Menikahi karena istri pertama tak memiliki keturunan. Maka dengan menikah lagi diharapkan akan mendapatkan keturunan. Alasan ini juga masuk akal dan dapat diterima.

3. Karena istri tak lagi mampu memebuhi kebutuhan bioligis karena sakit, barangkali juga dapat direrima.

4. Alasan lain mungkin hanyalah alasan yang mengada-ada.

Terlepas dari semua alasan di atas, ketika sebuah pertanyaan dilontarkan kepada perempuan yang punya suami, apakah lebih baik suami selingkuh atau menikah lagi?

Kalau pertanyaan semacam ini dilontarkan kira-kira apa yang terjadi? Jawabnya adalah marah. Jangan harap kita mendapatkan jawaban dengan senyuman. Yang jelas beberapa menit dahulu umpatan dan cercaan pada kaum lelaki. Setelah itu baru memberikan jawaban. Itu pun jawabannya berdasarkan perasaan dan bersifat subyektif.

Jawaban pertama yang terlontar, kalau suami saya selingkuh dan ketahuan saya. Pokoknya saya minita cerai. Kalau suami saya nikah lagi, saya pokoknya minta cerai. Anak-anak biar saya serahkan semua ke suami saya. Kalau suami saya nikah lagi, saya potong "burung" nya. Hahahaha

Nah, yang tarkhir ini kejam. Saking sayangnya pada suami mungkin. Sehingga tak mau berbagi sedikit pun suami pada orang lainMemperbincangkan tentang suami yang akan menikah lagi sampai kapan pun tak akan ada habisnya. Dan penolakan istri pertama untuk menyerahkan suaminya pada istri ke dua juga tak akan ada habisnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline