Lihat ke Halaman Asli

Surobledhek

Cukup ini saja

Padahal Sudah Dewasa, Terlambatkah Menggali Potensi Diri?

Diperbarui: 4 Februari 2020   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: esqtraining.com

Siapa di antara kita yang pernah mengucapkan kata di bawah ini?
1. Jangan paksa saya, Pak. Saya tak bisa.
2. Suruh yang lain saja. Bener, saya tidak bisa.
3. Mohon maaf, saya sibuk. Cari yang lain saja ya.
3. Ok, Siap laksanakan. Semoga berhasil. Doakan saja.
Hayo ngaku tak usah malu. Anda termasuk nomor 1, 2, 3, atau yang nomor 4.

Percakapan di atas adalah empat jenis penolakan dan satu kesiapan. Apa penyebabnya?

Kadang saya heran ketika bertemu kawan-kawan, baik ketika berada di tempat kerja atau ketika santai duduk-duduk di warung kopi. Ada saja kalimat di atas terdengar.

Ketika teman atau atasan meminta kita melakukan sesuatu, pasti mereka telah menakar potensi yang kita miliki. Jika dia saya suruh mengerjakan ini, pasti dia bisa. Begitulah yang terpikir ketika memberikan perintah atau ketika meminta tolong.

Lalu apa yang membuat kita menolak, bahkan sebelum mencoba? Jawabnya adalah berikut ini:

1. Malas
Tak ada obat bagi orang malas. Mau diapakan juga namanya malas ya malas. Rasa-rasanya hanya satu yang dapat mengurangi seseorang untuk berkurang rasa malasnya. Ada yang mengatakan bahwa rasa malas akan berkurang jika diancam.

Kemudian saya kaitkan dengan kondisi sekarang, banyak atasan yang memberikan perintah pada bawahannya dengan ancaman.

Salah satu contohnya adalah guru. Apakah guru malas? Banyak guru yang tidak malas. Walau ada juga sebagian kecil. Segelintir yang menyebabkan yang lain mengalami kesulitan.

Mengapa saya sebut guru? Karena saya guru maka yang lebih mengena adalah soal guru. Walau pun di instansi pemerintah lainnya, atau di perusahaan swasta juga sangat banyak.

Bentuk ancaman beraneka ragam. Mulai dari ancaman penurunan jabatan, ancaman pengurangan gaji, ancaman mutasi, sampai ancaman pemberhentian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline