Lihat ke Halaman Asli

Jadi Undangan Dadakan

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini pertama kalinya saya menghadiri pesta pernikahan di luar negeri dan jadi tamu undangan dadakan pula, pengalaman ini kejadian ketika saya melakukan perjalanan ke Kamboja tepatnya di kota Siem Reap. Undangan inipun datang dari supir tuk-tuk yang dengan setia menemani saya selama saya berada di Siem Reap. Pak Lim namanya, pertemuan pertama kami dimulai ketika beliau menjemput saya di stasiun bus yang membawa saya dari Bangkok. Singkat cerita Pak Lim ini saya booking melalui hotel tempat saya menginap untuk menjadi supir tuk-tuk yang akan mengantarkan saya ke semua tempat yang ingin saya kunjungi selama saya berada di Siem Reap. Keramahan Pak Lim serta kepolosannnya dengan mudah mencairkan suasana yang kaku, walaupun beliau tidak bisa berbicara bahasa inggris dengan baik namun komunikasi diantara kami berdua tidak ada masalah sama sekali bahkan bisa dibilang lancar. Memang benar bahwa perbedaan bahasa terkadang bukan jadi halangan untuk berkomunikasi.   Pagi itu ketika beliau mengantarkan saya ke Angkor Wat kami melewati sebuah rumah yang sedang dihias dan ada tenda besar di depan halamannya. Kemudian saya tanya ke beliau kenapa rumah tersebut dihias seperti itu, beliau menjelaskan bahwa rumah tersebut sedang mempersiapkan acara pernikahan salah satu anggota keluarga di rumah tersebut, dan beliau menjelaskan juga bagi orang Kamboja pesta pernikahan biasanya diadakan 3 hari berturut turut. Sudah dipastikan perlu dana besar untuk setiap pesta tersebut dan untuk mensiasatinya banyak orang Kamboja yang akhirnya merayakan pesta di rumah dikarenakan menyewa gedung sudah dipastikan akan lebih mahal. Setelah panjang lebar beliau menjelaskan aturan adat pernikahan orang kamboja, dia akhirnya mengundang saya untuk menghadiri acara pernikahan sepupunya yang akan diadakan sore hari. Wah, kebetulan pikir saya. Apalagi ini merupakan pengalaman langka dan unik buat saya. Tawaran tersebut langsung saya iyakan dan Pak Lim bilang dia beserta keluarganya akan menjemput saya di hotel pukul 5 sore dan berangkat bersama-sama ke tempat acara pernikahan tersebut. Sore haripun tiba dan tepat 5 sore Pak Lim beserta istri dan 2 anaknya sudah menunggu saya di lobby hotel, sempat terharu juga melihat momen ini, orang yang baru saya kenal 2 hari tapi sudah memperlakukan saya seperti layaknya saudara dekat. Istri dan anak-anak Pak Lim juga langsung bersahabat ketika dikenalkan ke saya layaknya kami sudah mengenal bertahun-tahun lamanya. Sebelum kami berangkat saya tanyakan dulu ke Pak Lim bagaimana kebiasaan masyarakat setempat ketika menghadiri acara pernikahan dan ternyata ya sama saja seperti di Indonesia yaitu "angpaw" hehehehehe. Tuk tuk kamipun meluncur ke restoran tempat berlangsungnya acara pernikahan tersebut, dalam waktu 10 menit kamipun sampai dan langsung disambut kedua mempelai beserta keluarga besarnya. Pesta pernikahan yang kami hadiri ini merupakan pesta terakhir dari 5 hari rangkaian pesta yang diadakan..wow!! Kedua mempelai terbilang cukup muda, yang perempuan masih berusia 19 tahun dan yang pria berusia 21 tahun.

Saya agak merasa ga enakan dikarenakan semua tamu menggunakan baju formal buat acara pesta dan saya sendiri yang mengenakan Polo shirt dan jeans hehehehe. Tapi apa boleh buat saya kan sedang traveling ala backpack sehingga tidak ada kemeja yang saya bawa pada saat itu. Pada kesempatan tersebut Pak Lim tidak hanya mengenalkan saya ke keluarga kedua mempelai namun ke semua tamu yang hadir di pesta tersebut, malu juga awalnya - sudah salah kostum pula hehehehe. Semua tamu dan keluarga besar Pak Lim serta kedua mempelai sangat ramah dan mereka berusaha untuk bisa ngobrol bareng saya, mungkin karena saya orang asing satu-satunya di acara tersebut namun karena mereka tidak bisa berbahasa inggris, senyum dan bahasa tubuh pun jadi media untuk berkomunikasi. Selama acara berlangsung cuma satu phrase yang saya bisa kuasai yaitu "sabai na" yang artinya "cheers" hehehehehe. Sungguh merupakan pengalaman unik bagi saya bahkan saya dapat privilege memberikan sambutan buat kedua mnempelai, wah so priceless!!! Keramahan dan senyum hangat setiap orang yang ada di acara tersebut selalu saya ingat sampai sekarang.

Sepulang dari acara tersebut saya harus mengucapkan salam perpisahan kepada Pak Lim dan keluarga karena keesokan pagi saya harus melanjutkan perjalanan saya ke Vietnam. Saking terharunya Pak Lim dan istrinya sempet nangis ketika memeluk saya dengan hangat sebagai tanda perpisahan. Memang benar dimanapun kita berada orang baik selalu ada dan saya pun berjanji akan kembali lagi ke Siem Reap dimana senyum hangat dan bersahabat selalu menanti. - Siem Reap April 2011 -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline