Lihat ke Halaman Asli

Rooy John

Cuma Orang Biasa

Muara (25)

Diperbarui: 2 Mei 2022   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

O busur yang anugrahkan kemuliaan. Atas lengkungmu tunduk manusia tak berdaya. Kebahagiaan redup dalam kejatmu. Tawa segala dirampas temalimu. Dalam pesonamu o busur yang perkasa. Anak panah melesat tak kenal galat. Kegentaran bumi bisu di belakang bayangan. Kemegahan langit siap ditaklukan.

Guruh dan Suami Menik duduk bersama para laki-laki di tengah goa sementara semua orang lain menyaksikan kumpulan para pejuang itu dari kemah mereka masing-masing. Ada harapan akan hidup yang lebih baik. Tetapi andai itu cuma ilusi, bertahan di tengah goa ini adalah anugrah yang layak disyukuri.

Pertemuan rampung menjelang tengah hari saat seorang laki-laki bersorban, berperawakan tinggi tegap berdiri dan berseru dengan suara bariton berat.

"Manusiaaaaaaaaaaaaaa........."

Pekik yang disambut riuh para penghuni goa.

"Manusiaaaaaaaaaaaaaa........."

Para penghuni goa memukul batu, akar pohon, peralatan makan dan apa saja yang menimbulkan bunyi-bunyian. Gemuruh suara manusia membakar asa. Meski esok selalu mengirimkan tanya mungkinkah matahari muncul kembali saat ia tenggelam di ufuk barat.

Seribu lima ratus orang laki-laki keluar dari goa siang itu, dan meninggalkan empat ratus orang laki-laki bersenjata menjaga goa yang dihuni kaum perempuan, anak-anak dan orang jompo. Mereka berjalan kembali ke arah muara dan mengharapkan kemenangan.

Pertempuran kemarin tidak berimbang karena orang-orang goa yang menyebut diri mereka manusia ini dibebani dengan perempuan, anak-anak dan orang tua yang menjadi prioritas penyelamatan. Hari ini, semua keluarga mereka aman di hulu. Pertempuran akan menjadi lebih berimbang.

Pasukan tiba di muara pada petang hari.

Kota megah menghampar di sisi kiri dan kanan muara. Jalan raya besar dibangun di sepanjang pesisir menghubungkan sisi kota yang satu dengan sisi kota lainnya. Cahaya lampu berwarna warni seakan memanggil siapa saja untuk  hidup dalam dunia mengesankan ini.  Puluhan drone terbang berpatroli di atas muara. Melindungi kota dari para penyerang.

Pemimpin orang-orang goa mengumpulkan semua kepala pasukan seratus, kepala pasukan tiga puluh dan kepala pasukan sepuluh di tepi muara. Para pejuang lain sudah masuk ke lobang-lobang perlindungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline