Lihat ke Halaman Asli

"Genuine", Langkah AHY Naikkan Popularitas

Diperbarui: 17 Januari 2018   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Genuine, Langkah AHY Naikkan Popularitas

Di awal Januari lalu, sempat beredar berita yang mengutip pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, bahwa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan memimpin tim pemenangan Pilkada Partai Demokrat di seluruh Indonesia, yang jumlah totalnya mencapai 171 daerah.

Rencana ini layak diacungi jempol. Karena langkah tersebut akan membuat positioning AHY dalam kancah perpolitikan tanah air, akan semakin matang dan mengakar di daerah-daerah yang dia jelajahi.

"AHY akan jadi aset besar Partai Demoktat bersama-sama seluruh kader untuk main di 171 daerah. Saya kira dia yang mimpin (tim pemenangan Pilkada)," kata Hinca, Kamis (4/1/2018).

Ujung-ujungnya mudah ditebak, elektabilitas AHY, meminjam istilah Pak Jokowi, akan lebih meroket tajam. Masih ingat saat Indo Barometer merilis hasil surveynya di bulan Maret 2017? Yup, AHY hanya memperoleh elektabilitas 0,4%. Modal awal yang cukup baik.

Tapi saya yakin, AHY yang banyak menerima penghargaan karena berprestasi semasa berkarier di militer maupun jenjang pendidikan sipil karena kecerdasannya, tak akan puas hanya dengan "modal awal yang cukup baik". Kecerdasannya tentu tertantang bagaimana menaikkan elektabiltas dirinya.

Cara yang paling cerdas, menurut saya, saat tiba-tiba sosoknya muncul dengan meluncurkan sekaligus memimpin lembaga think tank bertajuk "The Yudhoyono Institut" (TYI), dan "AHY Foundation". Dengan lembaga tersebut, terlihat langkahnya semakin gencar tak terbendung untuk berkeliling penjuru nusantara. AHY pun semakin rajin memenuhi undangan menjadi pembicara dalam sesi kuliah umum. Beritanya bertebaran di hampir semua platform media sosial. Pun menyasar media nasional, juga media lokal di wilayah yang dikunjungi.

Langkah genuine itulah yang saya yakini menjadi cara menaikkan elektabilitas, dengan gaya yang cerdas, khas pemuda millenial jaman now. AHY mampu mengobarkan semangat mahasiswa untuk peduli tentang Indonesia masa depan, dengan proyek berlabel "Indonesia Emas 2045".

Di sini, AHY mengingatkan para pemuda untuk menyongsong masa keemasan Indonesia, yang biasanya ada di usia 100 tahun pasca kemerdekaan republik, pada tahun 2045, dengan langkah dan aktivitas yang positif, sesuai passion masing-masing. Menurutnya, pemuda di era saat inilah yang kelak akan menikmati masa keemasan republik tercinta, jika diisi dengan perbuatan positif.

Dan di sela-sela mengisi aktivitasnya dengan kuliah umum, dirinya rela "kulonuwun" kepada pemangku adat di wilayah tersebut. Gayanya yang humble saat bersilaturahmi, saya yakini sebagai 'adik yang berkunjung kepada kakaknya'.

Tanpa sungkan, AHY menyebut pejabat publik, tokoh masyarakat, atau tokoh adat yang ditemuinya, sebagai 'guru' politiknya, yang mesti ditemui sebelum dirinya masuk ke wilayahnya untuk memberi kuliah umum. Dan pernyataan tersebut terbit di sejumlah media lokal maupun nasional. Cara ini saya yakini sebagai langkah cerdas. Kenapa? Karena dengan begitu sosoknya akan diterima di semua kelompok, dengan baik.

Karena itu, AHY pun dengan ringan tanpa beban, bisa menemui siapapun, termasuk Presiden Jokowi, Habibie, prabowo, Pak JK, Anies Baswedan, hingga Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline