Lihat ke Halaman Asli

6 Istilah Bahasa Sunda yang Kadang Orang Sunda Lupakan Pemakaiannya dan Penempatannya

Diperbarui: 29 Agustus 2020   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi 6 Istilah Bahasa Sunda yang Kadang Orang Sunda Lupakan Pemakaiannya dan Penempatannya (Gambar: bernas.id)

Apa yang terpikir oleh kita ketika kita membayangkan Jawa Barat? Ya budaya Sunda. Kondisi Georafis terletak di daerah Jawa Barat ini konon Katanya Sunda ini terlahir dari Melayu dan Polenisia dalam rumpun bahasa Austronesia (Wikipedia, 2011).

Bahasa Sunda yang sangat kaya, patut kita banggakan, dari mulai tata cara sopan santun, gaya berbicara, dan bahasa yang sangat istimewa.

Mengapa dikatakan istimewa?

Bahasa Sunda memiliki struktur/grammar yang lebih kompleks dibandingkan bahasa Inggris. Berbicara ke orang yang lebih tua usianya maka bahasa yang akan dipilih harus mengunakan bahasa sunda yang lembut.

Berbeda dengan bahasa Inggris, tidak berubah kondisinya ketika berbicara dengan orang yang dihormati ataupun orang yang lebih tua. Seperti contoh:

“Bade angkat kamana, pa?” (sunda lembut untuk orang lain).

“Abdi mah bade mios heula, pak.” (sunda untuk diri sendiri).

Sedangkan dalam bahasa Inggris, untuk diri sendiri dan orang yang lebih tua dan dihormati hanya dengan menggunakan satu kalimat saja yaitu “Where do you go?”(Bahasa Inggris). Itu hanya sedikit kelebihan dari warisan budaya daerah kita yaitu Bahasa Sunda.

Namun ironi ternyata ditemui masyarakat yang mengunakan bahasa Sunda tidak sesuai dengan tata bahasa baku atau undak usuk basa. Keberadaan istilah/kata dalam Bahasa Sunda tersebut semakin terkikis keberadaannya oleh budaya budaya luar yang cenderung mempengaruhi esensi tata bahasa.

Zaman sekarang, kebanyakan anak muda justru lebih bangga dengan bahasa Inggris, karena bahasa tersebut merupakan bahasa gaul dan internasional. Menurut mereka dengan bahasa tersebut akan membuka cakrawala dunia yang lebih luas, karena sebagian besar referensi/buku mengunakan bahasa tersebut.

Oke lah, tidaklah salah jika kita mempelajari bahasa Inggris tapi akan lebih bijak jika kita tidak meninggalkan bahasa Sunda sebagai budaya dan identitas kita.

Banyak yang telah mengalami degradasi bahasa, kehilangan kata/istilah (endanger language) pada saat ini, terutama di daerah-daerah perbatasan. Sedikit demi sedikit istilah/kata bahasa Sunda yang baku (undak usuk basa) sudah jarang dan hampir tidak dipergunakan lagi dalam komunikasi kesehariannya. Mungkin mereka tidak tahu atau enggan untuk mempelajari?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline