Lihat ke Halaman Asli

Pernahkah Melihat Sarang Ulat Bulu Raksasa?

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_130204" align="aligncenter" width="629" caption="sarang ulat bulu raksasa"][/caption]

Ulat merupakan hewan yang akrab dalam kehidupan kita sehari hari. Ulat atau larva merupakan bagian dari System Metmorposis atau transformasi bentuk untuk menjadi kupu kupu dewasa. Ketika menjadi dewasa (kupu-kupu) banyak orang yang sangat menyukainya karena warnanya yang cukup indah dan menarik. Namun berbeda pada tahap larva atau ulat, bentuknya yang sangat menggelikan terutama bulunya yang tumbuh disekitar permukaan kulitnya yang membuat gatal dan sepertinya cukup ditakuti oleh sebagian besar kaum hawa. Ada kejadian serangan ulat bulu (ulbul) yang ditemukan di Kabupaten Ciamis, Kecamatan Banjarsari, Desa Sukasari, dan Dusun Sukahurip. Masyarakat menemukan serangan tersebut pada Hari Senin, 25 April 2011. Ulat tersebut menyerang pada lahan kebun/tegalan penduduk sekitar. Menyerang secara spesifik pada tanaman tertentu. Tanaman yang diserang adalah Tanaman Bintinu. Ciri umum gejala serangan tersebut dapat dilihat dari terbentuknya sarang raksasa yang terbuat dari serat sutra. Didalamya beratus-ratus ulat bersemayang. Sarang jarring raksasa tersebut digunakan ulat untuk pelindung dan proses menuju tahap selanjutnya dari metmorfosis. Berdasarkan hasil identifikasi dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis dan Balai Peneliti Kehutanan Ciamis (2011) mengatakan bahwa Biologi ulat ini terdiri dari : Ordo : Lepidoptera Sub-Ordo : Macrolepidoptera Super Family : Nactuoidae Family : Arctiidae Sub-Family : Alctiinae Karakter yang dimiliki family ini adalah Larva/ulat dapat merusak pohon, berambut lebat, mempunyai bahan yang menyerupai wol, larva makan dan berlindung didalam sarang yang terbuat dari serat sutra, mempunyai kelenjar sutra sebagai modifikasi dari air liur, dan memiliki 1400 genus. Ulat atau larva memiliki panjang 0,7 s.d. 1 cm. Berwarna hitam berbulu putih, dan hidup berkoloni. Menyelimuti bagian batang bawah pohon yang terserang, hingga berlapis lapis.

[caption id="attachment_130205" align="aligncenter" width="300" caption="ribuan ulat bulu"][/caption]

Penyebab terjadinya serangan tersebut cenderung dikarenakan oleh factor lingkungan atau ekologi sekitar yang merangasang dan mendukung larva tersebut untuk berkembangbiak diatas normal. Suhu panas akan meningkatkan metabolisme dalam tubuhnya sehingga memacu reproduksi secara abnormal/hyper, yang secara tidak langsung larva tersebut membutuhkan banyak energy dalam transformasi tersebut. Sehingga keseimbangan ekologi menjadi hal yang sangat urgen. Oleh karena itu kita sebaiknya janganlah berlebihan dalam memodifikasi lingkungan kita. Keseimbangan ekosisten akan menyeimbangakan semua element yang ada di alam. Sehingga manusia sebagai salah satu bagian dalam lingkungan akan aman dan tidak terganggu. Makanya lakukan penyelamatan lingkungan dari hal hal kecil seperti Penanaman pohon di pekarangan, jangan buang sampah ke sungai atau disembarang tempat, dan selalu berlaku bijak terhadap lingkungan. Ronyalafgani 08092011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline