Entah sejak kapan virus Corona ini mulai mewabah. Yang saya tahu virus ini bermula di Wuhan, Cina. Selanjutnya virus ini mendunia hingga ke Indonesia. Penyebarannya begitu cepat dan masif. Virus ini menimbulkan banyak hal. Di antaranya, orang berhenti kerja. Harga bahan kebutuhan pokok terus naik. Kenaikan itu berbanding terbalik dengan pendapatan.
Di tengah kemelut ini, setiap orang dituntut untuk berperilaku cerdas.
Hemat
Situasi saat ini sungguh sulit. Saya memiliki sedikit simpanan di Bank. Cukup untuk memenuhi kebutuhan yang penting dan mendesak. Bagi saya, Bank adalah tempat teraman untuk menyimpan uang. Selain itu, Bank di satu sisi memberi jarak untuk lebih hemat dan meredam gejolak keinginan untuk boros dan egois.
Pemanfaatan pekarangan rumah
Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebenarnya memberi dampak positif lain. Tagar 'di rumah saja' juga menolong masyarakat untuk berpikir lebih cerdas, kreatif dan mampu berinovasi dengan mengusahakan dan memanfaatkan pekarangan rumah untuk tanaman kebutuhan dapur. Sayuran, buah dan lain-lain.
Musim Tuai
Ketika pandemi ini mewabah, daerah saya memasuki musim tuai. Kebutuhan pokok masyarakat dapat teratasi. Masyarakat menuai hasil dari kebun berupa jagung, padi ladang, kacang-kacangan, labu, sayur-sayuran dan lain-lain. Hasil panen ini memberi kepastian di tengah ketidakpastian saat ini.
Pandemi Covid '19 ini sungguh menimbulkan ketidakpastian. Tetapi di sisi lain mengajar masyarakat tentang Pentingnya hidup hemat, memaksimalkan pekarangan rumah dan berdaya dari hasil kebun sendiri. Dengan ini Makroprudensial Aman Terjaga, masyarakat menjadi Cerdas Berperilaku lewat hal-hal kecil dan sederhana serta Stabilitas Sistem Keuangan pun ikut terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H