Lihat ke Halaman Asli

Peran Media Mainstream dalam Pemilu Kada Kota Padang Putaran Pertama 2013

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13859839491395925247

Media massa masih menjadi pilihan utama bagi pasangan calon walikota padang untuk melakukan kampanye, hal ini setidaknya terlihat didalam iklan berupa advertorial dan pemberitaan terkait dengan pasangan calon yang bertarung dalam Pilkada Kota Padang 2013. Dari proses monitoring media yang dilakukan oleh LBH Pers Padang di 3 (tiga) media lokal mainstream yaitu Padang Ekspres, Singgalang dan Posmetro sejak 26 September hingga 26 Oktober 2013 menemukan ada 132 pemberitaan dan advertorial dari para calon walikota dan wakil walikota padang. Tercatat hanya ada 2 (dua) pasangan calon yang tidak menggunakan pemberitaan media dan advertorial pada tanggal 26 sep hingga 26 Okt 2013, yaitu Ibrahim-Nardi dan Syamsuar-Mawardi. Sebagai data perbandingan dapat dilihat dibawah ini: Dari pemberitaan dan advertorial ditiga media diatas, dapat kita lihat bahwa Pasangan Michel- Januardi menjadi pasangan terbanyak mendapatkan porsi pemberitaan dan advertorial, dengan jumlah 44 kali selama 1 bulan (26 November – 26 Oktober), dilanjutkan oleh Pasangan Mahyeldi-Enzalmi sebanyak 26 kali dan pada posisi ketiga adalah pasangan Emma Yohana- Wahyu Irama Putra dengan jumlah pemberitaan dan advertorial sebanyak 23 kali di 3 media. Jika para pemilih berfikir bahwa media juga menjadi alat efektif untuk melihat pribadi pasangan calon, maka tentu akan memberikan hasil bahwa Pasangan Michel-Jadi akan menjadi pilihan utama pemilih karena mampu menguasai pemberitaan dan advertorial di 3 (tiga) media sebanyak 33%.

1385984004537120096

13859840521438163242

Namun kenyataan menunjukkan hal yang berbeda, hasil akhir memperlihatkan bahwa Pasangan Michel-Januardi sebagai pasangan dengan jumlah pemberitaan dan advertorial hanya mampu menduduki posisi ketiga dengan jumlah suara 48.704, sedangkan Deje yang hanya memanfaatkan media sebagai salah satu alat kampanye malah mampu berada pada posisi ke dua dengan perolehan suara 59.845 dan Mahyeldi yang sebelumnya merupakan Wakil Walikota dan menggunakan media massa sebagai salah satu alat kampanye meraih suara sebesar 92.218, padahal dalam memanfaatkan media massa, mahyeldi berada pada urutan kedua terbanyak. Dari hal tersebut diatas, silahkan dianalisa sejauh mana media massa bisa mempengaruhi publik dalam memilih seseorang yang akan menjadi pemimpin mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline