Kami hampir selalu melakukan Mudik saat lebaran. Baik itu lebaran Haji atau lebaran Idul Fitri. Kadang kami mudik sehari sebelum hari raya, kadang pernah juga kami mudik di pagi hari hari raya. Rumah kami dan kampung halaman dekat saja, berjarak 35 KM dan ditempuh kira -- kira 1,5 jam perjalanan.
Biasanya kami menginap 1 hari atau 2 hari di rumah keluarga saya di kampung, sembari bersilaturahmi dengan handai tolan, sanak saudara di kampung halaman. Baik di pihak keluarga saya, maupun di pihak keluarga istri. Biasanya urusan silaturahmi ini bisa diselesaikan 1 hari non stop dari pagi sampai malam hari.
Tapi sebelum Mudik, saya biasanya menitipkan rumah kepada tetangga yang rumahnya persis di samping rumah saya. Bahkan saya titipkan juga kunci rumah, mana tahu ada suatu keperluan nanti yang mengharuskan tetangga saya memasuki rumah saya.
Seperti saya lupa mematikan kran air di WC atau westafel, menghidupkan lampu -- lampu di malam hari dan mematikannya di pagi hari, atau mengecek hal -- hal tertentu yang kami lupa dan ingat tiba -- tiba di saat kami sudah meninggalkan rumah.
Kadang saya meminta bantuan tetangga juga untuk menyiram tanaman dan buah -- buahan di dalam pot, yang akan kering dan mati jika tidak disirami dengan baik.
Bersyukurnya lagi, tetangga saya ini biasanya mudik H+2, di saat kemacetan jalanan sudah berkurang. Kampungnya agak jauh memang. Sejauh 6 jam perjalanan naik motor. Sangat beresiko dan gampang keletihan jika mengadakan perjalanan di hari puasa.
Jadi setelah saya pulang Mudik, tetangga saya baru Mudik. Dan kami bergantian untuk saling menjaga rumah tetangga masing -- masing.
Dengan begitu saya Mudik merasa aman. Rumah kami lansung berhadapan dengan jalan raya, yang meskipun ada pagar yang membatasinya, tapi siapapun yang bermaksud jahat dengan mudah bisa memanjatnya dan masuk ke dalam rumah saya.
Sebagai imbalan atas kesediannya menjaga rumah saya selama Mudik, saya kadang -- kadang berikan oleh -- oleh. Bisa berupa makanan, kue lebaran, kadang -- kadang juga uang beberapa lembar.
Tetangga yang baik adalah CCTV terbaik, yang membuat kita merasa aman dan nyaman meninggalkan rumah untuk mudik. Saya kadang -- kadang menelpon tetangga saya tersebut untuk memastikan keadaan rumah. Kadang -- kadang tetangga memberi tahu saya jika lampu belum dihidupkan dan minta izin memasuki rumah untuk menghidupkan lampu.