Sewaktu kami berkunjung ke komplek Piramida Giza di Mesir bersama beberapa orang alumni pesantren tempat saya mengajar, yang sedang belajar dan menuntut ilmu di Universitas Al Azhar, seorang pemandu turis asing menyapa kami, lalu berkata, "Masr Ummud Dunya," Mesir itu ibunya dunia. Dia dengan sangat bangga mengatakannya.
Orang ini, menurut saya, sedang ingin memperkenalkan maju dan tingginya peradaban Mesir yang telah berlangsung selama beradab - adab, sejak ribuan tahun lalu, di saat belahan dunia lain belum memiliki peradaban sama sekali. Mesir telah menjadi ibu dunia dengan karya - karya fantastis dan luar biasa. Jajaran Piramida Giza (semuanya ada 3 buah Piramida) yang berdiri kokoh persis di depan kami, hanya salah satu diantaranya. Konon Piramida dibangun lebih dari dua tahun yang lalu.
Saya pernah dengar ungkapan ini dari beberapa orang, tapi bukan orang asli Mesir. Ini pertama kali saya mendengarnya langsung dari orang Mesir sendiri. Sayapun tentu tidak mau kalah tentunya, saya juga ingin memperkenalkan negara saya, Indonesia. Sayapun langsung berkata, "Wa Indunisia Abuha." Sedang Indonesia adalah Bapaknya. Pemandu turis itupun tertawa karenanya.
Ungkapan Mesir sebagai Ibunya dunia, barangkali tak perlu diragukan. Mesir adalah tempat silih bergantinya peradaban maju di dunia. Sisa - sisanya dapat kita temukan di komplek Piramida Giza, Patung Spinx, kawasan Luxor yang banyak menyimpan sejarah, kota Alexandria yang menawan, tulisan Hioropligh, teknologi pengawetan jasad manusia yang disebut mumi, dan banyak lagi.
Ketika Islam datang di bawah komando sahabat Amru bin Ash, peradaban Mesir tumbuh menjadi peradaban Islam yang terus berlangsung selama berabad - adab lamanya, bahkan hingga kini. Amru bin Ash kemudian mendirikan kairo dan membangun sebuah masjid yang diberi nama dengan namanya sendiri, yang masih kokoh berdiri hingga kini.
Al Qur'an sendiri cukup sering menyebutkan negeri Mesir. Kisah Nabi Yusuf, orangtuanya Nabi Ya'qub dan saudara - saudaranya terjadi di negeri Mesir. Kisah Nabi Musa, Nabi Harun dan Fir'aun ini juga terjadi di Mesir.
Salah satu warisan peradaban Mesir di masa kejayaan Islam masa silam yang masih bertahan hingga kini adalah Universitas Al Azhar. Didirikan sekitar tahun 970 M oleh Dinasti Fathimiyyah dengan beraliran kegamaan Syi'ah, Sultan Shalahuddin, pahlawan perang Salib kemudian mengubahnya menjadi universitas dengan beraliran Sunni hingga kini.
Universitas Al Azhar bukan hanya kampus tempat belajar, ia adalah pusat ilmu pengetahuan, pusat penyebaran Islam washathiyyah (moderat), perpustakaan yang besar, masjid dengan kegiatan keilmuwan yang sangat banyak, asrama bagi mahasiswa asing, dan banyak lagi.
Semoga warisan ilmu, budaya dan peradaban Mesir tetap terjaga dan lestari. Di saat negeri - negeri lain terus bersolek, berlomba menjadi pusat dunia, semoga Mesir tetap menjadi ibunya.