Rumah adalah tempat berkumpung bernaung banyak orang. Di dalamnya ada ketenangan yang mungkin sulit di dapatkan dari tempat terindah dan termahal dimana saja. Makanya rumah menjadi tempat paling diminati untuk kembali melepas lelah kegiatan dunia bekerja berinteraksi dengan banyak orang.
Rumah sangat penting keberadaanya bagi sebuah keluarga. Karena di dalamnya hidup bersama dalam senang dan sedih, bahagia dan duka. Semuanya dikerjakan dilalui bersama dibawah satu atas yang sama. Saling membantu tolong menolong, bekerjasama, saling menguatkan. Suami sebagai nakhoda rumah tangga berperan banyak dan lebih mensejahterakan dan menghadirkan kedamaian bagi seluruh anggota keluarganya.
Suami Gagah Saat di Rumah
Siapa pun pasti setuju bahwa orang yang paling banyak memainkan peran dalam sebuah rumah adalah seorang istri atau ibu. Nyaris duapuluh empat jam hitungan waktu yang tersedia sehari semalam, seolah tak cukup bagi seorang perempuandipanggil istri atau ibu untuk menyelesaikan berbagai keperluan dan kebutuhan rumah tangganya. Mulai dari bangun tidur sebelum shubuh sampai mata terpejam tidur kembali di malam hari. Semua waktunya dihabiskan berkhidmat melayani kebutuhan suami dan anak-anaknya. Memasak, mencuci piring, menyetrika pakaian, menyiapakan pakaian suami dan bekal anak ke sekolah, menyapu membersihkan ruamah, membersihkan kamar mandi, mencuci pakaian, mengajarkan anak, menghadiri cara walimahan, dan lain sebagaianya. Belum lagi ditambah kenakalan tingkah anak, mengatur keuangan dan belanja. Sungguh melelahkan.
Sejatinya, semua pekerjaan rumah tangga yang kita ketahui dalam keseharian kita bukan sepenuhnya kewajiban yang menjadi bebena tunggal di pundak seorang istri. Karena tugas seorang istri sesungguhnya hanyalah melayani kebutuhan suaminya dan mendidik anak-anaknya. Jadi pekerjaan selain itu adalah pekerjaaan bersama yang sepatutnya tak berat sebelah dalam prakteknya. Karena kebaikan dari khidmat suami dan istri dalam rumah tangga mereka merupakan ladang amal shalih. Bahkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam pernah mengingatkan dalam sabdanya ; "Sebaik-baik kalian adalah mereka yang paling baik terhadap keluarganya. [ HR. Muslim].
Gagahnya performan seorang suami sebenarnya akan tampak ketika ia mengambil peran saat berada di rumahnya. Tak ada rasa rendah atau direndahkan wibawa apalagi posisinya tatkala turun tangan membantu menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Ia ikut menyelesaikan sebagian pekerjaan rumah sebisanya semampunya. Memandikan anak misalnya atau bahkan memasak, sekalipun sepele tapi mampu memberikan dampak positif yang luar biasa. Tak hanya meringankan beban kerja istri, tapi menumbuhkan kedekatan yang intim antara ayah dengan anaknya. Ada nuansa baru yang hadir dalam rumah tatkala kebersamaan itu mulai merajut kemesraan berujung bahagia. Itulah sosok suami yang gagah sebenarnya, gagah di hadapan keluarganya, bukan gagah di hadapan orang di luar rumahnya.
Segagah Rasulullah di Rumahnya
Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam adalah teladan dalam segala hal, termasuk dalam kehidupan berumah tangga. Suami terbaik dan berpenampilan gagah bagi keluarganya saat di rumah bersama mereka. Dalam sebuah hadits jelas membuktikan kegagahan sikap Rasulullah shallahu alaihi wasallam di rumahnya. Diriwayatkan dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya ia berkata, "Ada seorang laki-laki bertanya kepada Aisyah radhiyallahu anha, "Apakah Rasulullah shallahu alaihi wasallam biasa mengerjakan sesuatu di rumahnya?" Aisyah radhiyallahu anha menjawab, "Ya, Rasulullah shallahu alaihi wasallam biasa memperbaiki sandalnya, menjahit bajunya, dan melakukan pekerjaan di rumahnya sebagaimana yang biasa dilakukan oleh kaum lelaki di rumahnya." [HR. Ahmad].
Perhatikanlah, bagaiamana gagahnya Rasulullah shallahu alaihi wasallah tatkala berada di rumahnya bersama keluarganya. Tak ada rasa gengsi atau merasa direndahkan dalam melakukan urusan domestik rumah tangga. Tak ada kalimat perintah dibarengi intonasi tinggi terhadap istri dan anak-anaknya. Semua pekerjaan yang mampu ia lakukan, maka ia sendiri menyelesaiakannya. Bagaiamana dengan kita? Jika Rasulullah shallahu alaihi wasallam benar menjadi teladan dan panutan kita para suami, masihkah kita para suami merasa gengsi ketika membantu meringankan beban istri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H