Uang Vs Waktu

Waktu balita, kita adalah manusia yang tidak pernah berfikir tentang uang. Yang kita tau dalam hidup ini adalah bermain dan juga belajar.  Beranjak sekolah, mulai ada yang diperkenalkan orangtuanya mengenai sulitnya mencari uang. Mulai mencari kerja, jualan di sekolah, dll. Saya sangat bersyukur karena masa kecil saya termasuk kategori manusia yang hidupnya tidak seberat itu. 

Waktu berjalan cepat hingga saya melangsungkan pernikahan. Setelah menikah, kami memutuskan untuk menjalani hidup kami sendiri dan terpisah dengan orang tua. Setelah pindah rumah, kami pun mulai belajar untuk menghidupi diri kami sendiri. Saya akhirnya merasakan bagaimana hidup mandiri tanpa di bantu orangtua.

Kami jalani hidup dengan baik bersama, hingga kami di beri kepercayaan untuk menjadi orang tua. Saya mulai bekerja dan mencoba terlepas dari bayang bayang kenikmatan hidup nempel sama orang tua. Saya belajar bahwa mayoritas uang di dapat dengan cara menukarkan waktu kita. (Mayoritas ya, tidak semuanya loh) Uang tersebut kita tukarkan dengan hasil pekerjaan orang lain yang berarti kita membeli "waktu" yang telah dia habiskan atas barang atau jasa yang dia lakukan. Contoh lainnya, kalau jalan kaki dari A menuju B butuh 3 jam, naik gojek hanya 20 menit. Ya, kita tukar uang itu, untuk waktu juga.

Yah, itulah hidup. Saya tidak banyak mengeluh dan jalani saja hidup ini sebaik mungkin. Belajar cara kerja lebih cepat dan tepat sehingga target tercapai tepat waktu dan tidak lembur.

Segitu dulu ya ceritanya. Ah, ada 1 pesan nih dari saya buat kalian semua para pembaca. Jangan Nabung Mulu!!! Ingat, Pakai Sebagian Uangmu!!!

Terima Kasih