Ketika ingin bermain dengan penuh taka-tiki cobalah lihat cara Barcelona bermain, ketika ingin melihat permainan penuh bintang lihatlah PSG bermain, dan jika ingin melihat permainan disiplin dan tersistem lihatlah cara Man City dan Liverpool. Akan tetapi jika ingin melihat kemenangan maka lihatlah saat Madrid bertanding.
Viral dalam sosial media bahwa Ancelotti miskin taktik dan hanya mengandalkan Karim Benzema serta vinisius junior dalam eksekutor gol ke gawang lawan. Namun nyatanya apa yang menjadi cemohan dibungkam oleh Ancelotti. Dia membuktikan bahwa dalam sepak bola bukan hanya tentang Tika-tiki permainan atau kedisiplinan yang tersistem, melainkan apa yang dilakukan Madrid memanfaatkan tipuan maling dalam bentuk posisi offside. Hal inilah yang sering dilakukan oleh Madrid terutama benzema. Dan sebaliknya saat Benzema dijaga ketat maka pemain lain yang menjadi eksekutor. Tipuan-tipuan seperti inilah yang belum dimiliki oleh banyak klub.
Selayaknya Ancelotti tidak hanya mendapatkan kemenangan di final Champions dan laliga melainkan juga pantas mendapatkan gelar profesor dalam penemuan baru seni taktik yang diajarkan. Dari Ancelotti kita belajar bahwa sepak bola adalah seni. Bukan hanya sekedar taktik belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H