Lihat ke Halaman Asli

R_82

TERVERIFIKASI

Adalah seseorang yang hidup, menghidupi dan di hidupkan OlehNya. Begitupun dengan kematian dan semua diantaranya. tanpa terkecuali.

[Fiksi Horor] Hide and Seek

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="" align="aligncenter" width="484" caption="Ilustrasi Jendela menakutkan (google)"] [/caption]

“One…two…three…”

“I'm gonna find you!...”

“where are you?”

“I’m comiiiiiing”

Permainan anak anak itu seharusnya menyenangkan. Menghiburku yang sudah dewasa, karena melihat mereka bertingkah dengan kepolosannya. Ketika mencoba bersembunyi di balik pintu dan beberapa kamar rumah yang tak begitu luas. Sekilas kita juga bisa menebak dimana temannya bersembunyi. Karena beberapa kali dilakukan, mereka bersembunyi di tempat yang sama.

Namun kali ini permainan itu begitu menakutkan untukku. Karena hampir tiap tengah malam aku mendengar suara gaduh. Kaki-kaki anak anak yang berlarian didepan pintu kamarku. Saat aku mendengar anak-anak itu berteriak “ I’m coming”. Aku menutup telinga dengan kedua tanganku. Namun di benakku aku tetap saja melihat mereka berhamburan memburuku yang sedang sembunyi di dalam selimut.

Aku takut mereka mendatangiku.hayalan itu begitu kuat. Aku merasa mereka sudah membuka pintu kamarku dan siap menemukanku secara bersamaan. Aku takut anak-anak itu mendatangiku. Karena aku tau dengan pasti, di rumah ini tidak ada anak anak sebelumnya. Entah itu anak siapa? Entah mereka datang darimana? Dan kenapa mereka selalu terdengar bermain di rumah baruku ini setiap menjelang tengah malam.

****

Kedatanganku ke Negara ini memang bukan untuk sementara. Karna ayah dan ibuku lebih sering disini dari pada di Indonesia, maka mereka memutuskan untuk memindahkanku sekolah disini. Dan sejak sebulan yang lalu aku resmi menjadi pelajar disini.

Tak ada yang aneh sebelumnya, sehinggaaku dengan cepat bisa beradaptasi di tempat baru ini. para tetangga juga cukup ramah. Mereka sering mampir di rumahku untuk sekedar mengobrol di taman yang ada di sebelah kolam renangku. Sesekali aku juga mengunjungi rumah mereka, untuk dinner atau sekedar santai minun teh bersama di sore hari.

Suatu hari beberapa tetangga mendatangi rumah kami. Pagi sekali mereka datang, dan begitu kagetnya kami, karena para tetangga itu mengeluh tentang keributan saat tengah malam di rumah yang ku tinggali ini. Aku dan ayaku saling berpandangan saat itu, karna kami tidak merasa melakukan apapun dan tidak mendengar ada suara apapun.

Setelah mengobrol sebentar dengan para tetangga dan memberikan pnjelasan bahwa kami tidak melakukan apapun. Mereka pulang ke rumahnya masing masing. Aku langsung menuju ibuku yang sedang memasak didapur. Ternyata ibuku juga tidak mendengar suara apapun. Aneh, kenapa beberapa tetangga tadi mengeluh ada suara-suara keras di rumah kami semalam.

****

Setelah selesai sarapan ayah dan ibuku berkata bahwa dia akan pulang telat hari ini. Karena mereka akan ada meeting untuk urusan pekerjaanya. Aku di berikan kunci gerbang dan rumah cadangan serta beberapa nomor telpon tetangga dan kantor polisi. Ini adalah hari pertamaku tinggal di rumah sendirian. Karena biasanya ibuku tiak pernah ikut ke kantor, namun kali ini ibuku ada pertemuan juga dengan beberapa istri teman ayahku. Entah apa yang akan mereka bicarakan.

Setelah pulang sekolah aku langsung menuju kamarku. Karna kecapaian aku langsung tertidur. Dan betapa kagetnya aku. Saat terbangun hari sudah menjelang gelap. Dengan segera aku bermaksud menutup jendela kamarku. Sedetik saat aku memegang jendela, aku di kagetkan seorang perempuan yang duduk di bangku di dekat kolam renang. Dengan pakaian putih dan rambut panjangyang terurai. Kemudian di menoleh ke arahku, dia tersenyum menyapaku. Aku membalasnya dan segera menutup jendela setelah aku lihat dia melambaikan tangan. Beberapatetanggaku memang sesekali duduk di dekat kolem renang hingga menjelang jam 8 malam.

Saat aku berniat menuju kamar ibuku untuk menutup jendela kamarnya. Aku baru sadar, sejak pulang sekolah aku mengunci pintu gerbang. Dan segera aku kembali membuka jendela kamarku, dan sosok perempuan itu telah hilang. Aku langsung berlari menuju ke kolam renang untuk mengetahui kemana perginya perempuan tersebut. Sesampainya disana aku tidak menemukan siapapun. Dengan penuh tanda tanya di benakku aku menuju ke kamar ibuku untuk menutup jendela.

Atu tidak berfikiran tentang mahluk gaib sebelumnya. Karena aku memang tidak percaya dengan apapun tentangmahluk halus. Namun pada saat aku hendak menutup jendela ibuku. Samar aku lihat sati meter didepan jendela sosok perempuan itu berdiri membelakangiku. Aku tau précis tidak ada loteng atau pengangga apapun didepan jendela ini, dan ini ada di lantai dua rumah kami. Dengan gemetar aku melepaskan tanganku dari jendela. Saat yang bersamaan perempuan itu terlihat hendak membalikan badannya. Sesaat sebelum perempuan itu sempurna menghadap kearahku, aku terpental kebelakang dan tak ingat apa apa lagi.

****

Saat aku membuka mata perlahan. Aku langsung mendengar seseorang menyanyikan lagu anak-anak.

"Twinkle.. twinkle.. little star. How I wonder what you are…."

Dan ketika aku menoleh kea rah kiri. Tepat satu meter di sisiku terlihat sosok perempuan berambut panjang yang tadi aku lihat di dekat kolam renang. Dia seperti menina bobokan anaknya. Sepertinya dia menyadari keberadaanku. Dia menghentikan nyanyiannya dan menoleh ke arahku. anak kecil di pangkuannya terlihat sedang tertidur. Wajah mereka terlihat pucat, dan kemudian dia berbicara perlahan.

“Leave my daughter plays here ok!. We will do not anything to you” Setelah dia berkatakemudian dia menghilang. Dan bersamaan dengan itu terdengar ibuku memanggil.

“Rose kenapa kamu tidur di lantai?”

Aku langsung menoleh ke arah ibuku yang berada di sebelah kanan. Dia berdiri di pintu kamar. Aku langsung berdiri dan dengan segera menghapiri ibuku. Aku memeluknya erat sekali sambil menangis. Ibuku tidak berkata-kata. Dia hanya mengusap rambutku dengan penuh kasih sayang.

****

Sejak kejadian aku melihat perempuan itulah, hampir setiap malam aku mendengar suara anak-anak kecil bermain hide and seek. Aku tidak terlalu terganggu, dan aku yakin mereka tidak akang melakukan apapun. Yang aku lakukan hanya memindahkan kucing peliharaanku. Dulu sebelum ada kejadian aneh ini. kucingku selalu tidur di kamarku, dan sesekali dia tidur di ranjangku. Namun karena dia selalu mengeong dengan keras dan tidak mau berhenti, ketika anak anak itu mulai bermain, maka aku pindahkan dia ke dapur, karena tingkahnya bisa membuatku ketakutan.

Pada suatu malam aku merasa sangat ngantuk dan tertidur sekitar jam 10 malam. Dan saat menjelang tengah malam aku mendengar suara teriakan anak-anak yang sedang bermain. Hingga aku terbangun dari tidurku. Spontan aku merasa sangat kesal. Dan tanpa berfikir lagi aku langsung berteriak dari posisiku yang masih telentang di atas ranjang.

“Don’t make any noise anymore! I need to sleep ok! Please...” Beberapa kali aku teriakan kalimat itu. Perlahan suara anak-anak itu semakin mengecil. Hingga aku tidak mendengarnya lagi. Akupun kembali tertidur.

Entah berapa lama aku tertidur. Dan aku terbangun ketika merasa sangat dingin. Ternyata selimutku melorot dan aku mencoba manariknya. Aku masih memejamkan mataku saat meraih ujung selimut. Dan aku langsung membuka mataku ketika selimut seperti menyangkut di sesuatu. Berat sekali terasa ketika aku mencoba menariknya.

Saat aku melihat ke arah selimut di sebelah ujung kakiku. Seketika itu pun mataku melotot. Aku melihat dua sosok mayat berlumuran darah berada di dekat kakiku. Spontan aku menarik kakiku dan dan beranjak dari tidurku, kemudian mundur hingga punggungku menyentuh tembok kamar. Aku masih melihat perempuan dewasa dengan anak kecil yang berlumuran darah itu. Mata mereka terbuka dengan beberapa luka yang menganga di leher dan kepala mereka.

Aku ingin berteriak dan berlari dari sana. Namun aku tak memiliki kekuatan apapun. Semua badanku terasa sangat lemas, aku hanya menangis tak bisa berbuat apa-apa. Sesaat kemudian aku mendengar pintu kamarku ada yang membuka. Aku menoleh ke arah kanan, tepat di depan pintu aku melihat ibu dan ayahku berdiri. Mereka menghampiriku.

“kenapa menangis Rose?” ibuku bertanya perlahan. Aku hanya menoleh kea arah mayat tadi. Dan ternyata sudah tidak ada lagi.

Ibuku duduk di sisi ranjang. Dia memelukku yang masih menangis. Aku terus menangis dan tidak bisa berkata apa apa. ibuku terus menemaniku hingga aku merasa ngantuk dan kembali tertidur.

Saat aku terbangun. Ibuku masih berada di kamarku. Dia duduk di sisi ranjang sambil membaca doa-doa. Pagi itu, ibu dan ayahku sudah mempersiapkan pindah dari rumah itu. Setelah selesai sarapan. Ibu dan ayah membantuku membereskan barang barang dari kamarku.

Ternyata sejak lama ibuku mengetahui ada keanehan di rumah itu. Namun ibuku tidak peranah di ganggu. Dia hanya sesekali saja mendengar anak kecil yang berlarian di tengah malam. Dan menurut cerita tetangga sekitar dua tahun yang lalu ada peritiwa mengerikan disana. Telah terjadi perampokan bersenjata tajam. Dan korbannya sangat mengenaskan. Seorang anak berumur 4 tahun dan ibunya yang di bunuh secara kejam oleh para perampok itu. Kedua korban itu ditemukan di kamarku. Tepat diatas ranjang yang aku gunakan. Sejak itulah tidak ada yang pernah menghuni rumah ini dengan waktu yang lama.

Sesaat sebelum aku meninggalkan kamarku untuk yang terakhir kalinya. Aku mencium wangi yang sangat menyejukkan. Dan aku kaget melihat beberapa bunga segar warna warni di ranjangku. Aku mendekat dan mengambil sekuntum mawar yang ada disana. Saat aku mencium wanginya dari dekat. Aku mendengar bisikan pelan di telinga kiriku “sorry…”.

Aku tidak menoleh. Meskipun aku yakin dia berada di sisi kiriku. Aku hanya berkata “It’s ok. Never mind. It’s yours”.Saat aku menoleh, aku melihat sosok perempuan itu tersenyum dan mencoba memelukku. Tampak juga anak kecil di sisi kanannya sedang memegang boneka. Dan semuanya dalam sekejap  menghilang, saat ibu memanggil dari pintu kamarku. "Ayo Rose! Semua sudah siap"

Kami meninggalkan semuanya. Sesaat ketika mobil yang aku pakai mulai berjalan aku menoleh ke arah rumah itu. tampak anak kecil sedang bermain di teras rumah deng bonekanya.  Ibunya melambaikan tangan ke arahku sambil tersenyum.

****O****

Terima kasih untuk S****y yang telah memberikan pengalaman pribadinya untuk aku posting malam ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline