Lihat ke Halaman Asli

Sistem AI Canggih Dapat Mempengaruhi Kepercayaan Dalam Berkomunikasi?

Diperbarui: 10 Mei 2023   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Dalam era di mana kecerdasan buatan (AI) semakin canggih dan terintegrasi dalam kehidupan kita, ada perdebatan tentang bagaimana teknologi ini memengaruhi hubungan sosial dan interaksi manusia. Salah satu aspek yang terus menjadi perhatian adalah bagaimana kepercayaan kita pada orang yang berkomunikasi dengan kita dapat dikompromikan oleh sistem AI yang semakin realistis.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli di University of Gothenburg mengeksplorasi dampak dari kehadiran sistem AI canggih dalam interaksi manusia-manusia yang berkomunikasi.Seorang profesor komunikasi,Oskar Lindwall bekerja sama dengan Jonas Ivarsson seorang profesor informatika,dalam studi mereka menemukan bahwa selama interaksi antara dua manusia, beberapa perilaku ditafsirkan sebagai tanda bahwa salah satu dari mereka sebenarnya adalah robot.

Ivarsson mempertanyakan apakah AI harus memiliki suara yang mirip manusia, karena mereka menciptakan rasa keintiman dan mengarahkan orang untuk membentuk kesan berdasarkan suara saja.Begitu AI memiliki suara, Ivarsson menyimpulkan atribut seperti jenis kelamin, usia, dan latar belakang sosial ekonomi, sehingga lebih sulit untuk mengidentifikasi bahwa seseorang sedang berinteraksi dengan komputer.

Para peneliti mengusulkan untuk membuat AI dengan suara yang berfungsi dengan baik dan fasih yang masih sintetik dengan jelas, meningkatkan transparansi.Komunikasi dengan orang lain tidak hanya melibatkan penipuan tetapi juga membangun hubungan dan membuat makna bersama. Ketidakpastian apakah seseorang sedang berbicara dengan manusia atau komputer mempengaruhi aspek komunikasi ini. Meskipun mungkin tidak masalah dalam beberapa situasi, seperti terapi perilaku-kognitif, bentuk terapi lain yang membutuhkan lebih banyak hubungan antarmanusia dapat berdampak negatif.

Jonas Ivarsson dan Oskar Lindwall menganalisis data yang tersedia di YouTube. Mereka mempelajari tiga jenis percakapan dan reaksi serta komentar audiens. Pada tipe pertama, robot memanggil seseorang untuk memesan janji temu rambut, tanpa sepengetahuan orang di ujung sana. Pada tipe kedua, seseorang memanggil orang lain untuk tujuan yang sama. Pada tipe ketiga, telemarketer ditransfer ke sistem komputer dengan ucapan yang direkam sebelumnya.

Oleh karena itu, penting bagi pengembang AI untuk mempertimbangkan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh fitur yang semakin mirip manusia pada teknologi AI mereka.

Bagi saya informasi tersebut cukup menarik namun meskipun studi ini memberikan wawasan  tentang bagaimana orang dapat merespons AI, ini hanya studi terbatas yang dilakukan pada sejumlah kecil partisipan. Hasil yang diperoleh mungkin tidak mewakili kecenderungan yang lebih luas dalam masyarakat. Lalu artikel tersebut juga tidak menunjukkan secara rinci metode penelitian yang digunakan, seperti teknologi apa yang digunakan untuk merekam dan memproses interaksi manusia-AI. Hal ini dapat mempengaruhi validitas hasil penelitian. 

Serta penulis artikel menyatakan kekhawatiran mereka tentang bagaimana AI dengan suara manusia dapat menyebabkan kesulitan dalam mengidentifikasi interaksi manusia-komputer. Namun, hal ini dapat menjadi bahan diskusi yang lebih luas tentang bagaimana AI dapat dirancang untuk membangun kepercayaan dengan penggunanya, sambil tetap transparan dan jelas dalam identitas dan fungsi mereka.

Hmm bagaimana menurut sobat sekalian dalam menanggapi perkembangan AI yang semakin pesat ini?

Referensi Jurnal :

Jonas Ivarson, Oskar Lindwall. Pikiran Mencurigakan: Masalah Kepercayaan dan Agen Percakapan . Kerja Koperasi yang Didukung Komputer (CSCW) , 2023; DOI: 10.1007/s10606-023-09465-8

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline