Perilaku seseorang di usia dewasa tidak muncul dengan sendirinya, sebagian bisa berasal dari pengalaman trauma masa kecil. Masa kecil atau masa anak-anak seringkali disebut sebagai masa keemasan atau golden age yang membuat mereka amat mudah untuk menyerap hal yang berada disekelilingnya, sehingga ketika terdapat banyak hal buruk yang terjadi dan diserap oleh anak maka akan mempengaruhi perkembangan anak. Trauma masa kecil adalah pengalaman menyakitkan atau menegangkan yang dialami seseorang saat masih kecil.
Pengalaman-pengalaman seperti kekerasan fisik, pelecehan emosional, penelantaran, atau kehilangan orang terdekat dapat meninggalkan dampak psikologis mendalam hingga dewasa. Dampak ini sering kali tersembunyi tetapi berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mental dan emosional seseorang di kemudian hari. Perilaku yang terbentuk dan disebabkan karena pengalaman traumatis dapat mengakar serta tertanam dalam perkembangan kepribadian mereka. Salah satu dampak inti dari trauma masa anak adalah meningkatnya kerentanan terhadap kecemasan, depresi, dan posttraumatic stress disorder (PTSD).
Jenis-Jenis Trauma Masa Kecil
Kekerasan ini melibatkan perlakuan kasar secara fisik maupun verbal yang menyebabkan rasa takut dan sakit, baik secara fisik maupun mental. Setiap jenis trauma ini memiliki efek berbeda dan dapat memengaruhi cara seseorang menjalani kehidupannya di kemudian hari. Berikut bentuk trauma masa kecil:
1. Kekerasan Fisik dan Emosional
Kekerasan ini melibatkan perlakuan kasar secara fisik maupun verbal yang menyebabkan rasa takut dan sakit, baik secara fisik maupun mental.
a. Kekerasan fisik
Memukul, menendang, mencubit, atau tindakan yang menyakiti tubuh anak. Anak yang tumbuh dengan kekerasan fisik sering merasa tidak aman, bahkan di rumahnya sendiri, sehingga memunculkan trauma mendalam.
b. Kekerasan emosional
Bentuknya bisa berupa penghinaan, pelecehan verbal, mempermalukan anak di depan umum, atau ancaman. Meskipun tidak meninggalkan luka fisik, kekerasan emosional dapat menghancurkan rasa percaya diri dan harga diri anak.